30.03.2014 Views

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

interview<br />

hingga harus kita laksanakan. Karena hakim<br />

konstitusi ini kan mengadili perkara hasil kerja<br />

presiden dan DPR, jadi high philosophy. Karena<br />

itu, martabatnya juga harus tinggi.<br />

Terkait tafsir kewenangan MK mengadili<br />

sengketa pemilu kepala daerah, apakah<br />

masih harus seperti itu?<br />

Mencari hakim konstitusi sebaiknya<br />

jangan seperti menyeleksi orang yang<br />

mencari kerja.<br />

Itu perlu diskusi yang panjang. Mengapa<br />

dulu kita menganggap pilkada bukan bagian<br />

dari pemilu, karena dalam undang-undang<br />

tidak ada istilah pilkada. Kepala daerah dipilih<br />

secara demokratis. Presiden, wakil presiden,<br />

DPR, DPRD, DPD dipilih secara langsung, pemilihan<br />

umum, rezim pemilu.<br />

Pemilihan kepala daerah bukan rezim pemilu.<br />

Sementara itu, yang ditangani MK adalah<br />

sengketa pemilu. Kenapa konstitusi tidak memasukkan<br />

pemilihan kepala daerah ke rezim<br />

pemilu, karena daerah itu kan otonom. Kita<br />

harus menghargai asal-usul daerah.<br />

Ada daerah yang tidak memiliki daerah tingkat<br />

dua, misalnya DKI Jakarta. Atau ada daerah<br />

khusus yang menetapkan syarat bahwa kepala<br />

daerah harus memiliki latar belakang kultur<br />

daerah itu, seperti Papua atau Yogyakarta,<br />

Sultan.<br />

Jadi kita memang sengaja mencantumkan<br />

kepala daerah dipilih secara demokratis, bisa<br />

pemilu, bisa pilkada. Nah, kawan-kawan saat<br />

membahas pemerintahan daerah rupanya<br />

dimasukkan ke pilkada.<br />

Beberapa akademisi senior enggan<br />

mendaftar menjadi hakim konstitusi karena<br />

beranggapan tidak adanya kepastian<br />

soal fairness dan keadilan dalam proses<br />

seleksi....<br />

Kalau saya sebutkan syarat kenegarawanan<br />

adalah mereka yang sudah tidak mengurusi<br />

soal keduniaan, dan jabatan itu jabatan<br />

terakhir bagi mereka, ya undanglah. Jadi me-<br />

Majalah detik 3 - 9 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!