12.07.2015 Views

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sesuatu dari proses itu. Inilah “Demokrasi Tawar Menawar.” Jika kita melihatnya dengan caraini, amat mudah untuk melihat mengapa demokrasi dapat menjadi sesuatu yang amat rentan.Segala yang dibutuhkan untuk membuat sebuah demokrasi kolaps adalah adanya satu ataulebih kelompok penting untuk menolak hasil-hasil dari tawar menawar demokratik dan memilikiakses pada kekuasaan untuk meruntuhkan sistem. Problem begitu besar ketika sulit bagikelompok-kelompok kuat untuk menerima kekalahan kebijakan secara filosofis; taruhannyabegitu tinggi. Dan kekuatan militer atau gerakan rakyat biasanya berdiri bergandengan, ingindan dapat menghancurkan sistem demokrasi. 7Walaupun demokrasi terlihat amat rentan, sistem ini diyakini sebagai pemerintahan terbaik olehnegara-negara modern, terutama pasca runtuhnya komunis yang dipelopori Uni Sovyet. Hal inidikarenakan situasi yang terjadi di negara-negara Eropa yang telah mencapai tahapkematangan berdemokrasi. Tidak ada lagi perang di antara negara yang menerapkan demokrasidi kawasan tersebut. Berbagai konflik kepentingan dapat diselesaikan secara damai, baikmelalui perundingan, pembentukan aturan-aturan internasional, pembentukan organisasiinternasional yang mendunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maupun organisasiregional seperti Masyarakat Ekonomi Eropa yang kini tumbuh menjadi Uni Eropa. Kondisitersebut menguatkan proposisi bahwa demokrasi dan keamanan (perdamaian) merupakan duahal yang saling terkait. Demokrasi dapat menciptakan keamanan dan perdamaian. Sebaliknya,tanpa rasa aman dan damai, demokrasi juga tidak dapat berkembang secara baik.Keberhasilan pencapaian negara-negara Eropa mendorong demokratisasi di berbagai belahandunia pasca berakhirnya Perang Dingin. Setidaknya ada empat penyebab gerakan menujudemokrasi : 1) Rezim otoriter yang berkuasa sudah letih (fatigue of the authoritarian regime); 2)Adanya tekanan internasional (International pressures); 3)Hasrat rakyat akan keamanan daritindakan-tindakan sewenang-wenang(people’s desire for security against arbitrary abuses); dan4)Hasrat rakyat akan pembangunan ekonomi (people’s desire for economic development).Proses demokratisasi berbeda antara satu negara dengan lainnya, karena motif danpenyebabnya juga berbeda. Namun demikian, sedikitnya ada empat pelajaran penting daridemokratisasi yakni pentingnya Pakta Politik (The importance of “pacts”);perubahan-perubahanyang cepat (Sudden changes); kaitan antara demokrasi dan kebebasan (democracy andFreedom); dan kaitan antara demokrasi dan kapitalisme (democracy and capitalism).Tahapan demokratisasi sendiri diawali dengan situasi chaos yang mendorong demokratisasi.Tahap selanjutnya adalah tahap transisi menuju demokrasi. Tahap ini ditandai dengan dibangundan dikembangkannya institusi-institusi politik; Partai-partai politik berkembang; kebebasanpolitik mulai dirasakan; pemilihan umum yang jujur dan adil mulai dilaksanakan; dan pergantianpemerintahan dan anggota parlemen berjalan dengan baik. Tanda yang paling menonjol padamasa ini adalah bahwa demokrasi yang dilaksanakan masih bersifat prosedural. Masuk padatahap selanjutnya –konsolidasi demokrasi, tanda yang akan ditemui antara lain kepatuhanwarga negara kepada konstitusi negara; tidak ada kelompok orang baik atas dasar etnik atauyang memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang dapat menjatuhkan/menggantikanpemerintahan dengan cara-cara yang tidak demokratik; tidak ada kekuatan politik, ekonomiataupun militer yang dapat memisahkan diri (gerakan separatisme) atau menarik diri (Gerakanseccessionism) dari negara induk; Pemilu berjalan baik, partai-partai semakin baik menjalankanfungsi dan perannya. Pada tahap ini sudah ada perubahan positif dari demokrasi substansial kearah demokrasi yang matang/dewasa, UU semakin lengkap, kepatuhan pada hukum meningkat;sistem kepartaian semakin baik, dan korupsi semakin berkurang.7 W. Phillips Shively, Power and Choice. An Introduction to Political Science, New York: McGraw-Hill, Third Edition,1993, Chapter 7 and 8.14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!