12.07.2015 Views

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sehingga sulit melakukan koordinasi dan kolaborasi diantara mereka, juga karena besarnyaperbedaan persepsi mereka tentang visi perdamaian karena lemahnya orientasi nilaiperdamaian dimiliki.Aktivitas masyarakat sipil di bidang perdamaian sendiri merupakan gerakan relatif baru diIndonesia. Sejak tahun 1970an, kebanyakan organisasi sipil disibukkan berbagai kegiatanmengatasi masalah pembangunan, khususnya melakukan advokasi dan pemberdayanmasyarakat melawan negara dalam berbagai praktek pembangunan. Sebagai warisan politikOrde Baru ini, kepercayaan antara sipil dan pemerintah hingga kini masih terasa rendah,sehingga sulit untuk bersinergi menggulirkan perdamaian. Aktivitas perdamaian di kalanganorganisasi sipil baru banyak tumbuh berkembang pada masa reformasi, sejak tahun 1998,ketika terjadi konflik dan kekerasan di banyak daerah. Banyak organisasi sipil yang dulunyakonsetrasi pada masalah-masalah pembangunan kini bergeser ke masalah perdamaian.Setidaknya sejauh ini telah berkembang tiga generasi organisasi sipil di bidang perdamaiansejak masa reformasi dilihat dari segi orientasi dan agenda aksi mereka dalam aktivitasperdamaian. Pertama, organisasi sipil generasi pertama bergerak di bidang kemanusiaan,memberi bantuan kemanusian di daerah konflik, terutama organisasi sipil berbasis keagaman.Kedua, organisasi sipil berorientasi pada pencegahan dan resolusi konflik, secara praktismelakukan pelatihan dan lokakarya resolusi konflik, memfasilitasi berbagai pihak di daerahkonflik dalam kapasitas pencegahan dan resolusi konflik. Ketiga, organisasi sipil generasi ketiga,dalam jumlah masih sedikit, berorientasi pada pembangunan perdamaian jangka panjang,mengintegrasikan pembangunan perdamaian dengan demokrasi dan perbaikan kualitaskebijakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan dan hak dasar dalam hidup warga negara,sebagai upaya mengatasi sumber konflk dan kekerasan di masyarakat 24 .Meskipun aktivitas organisasi sipil di bidang perdamaian ini meningkat selama sepuluh tahunterakhir, kebanyakan kegiatannya masih bersifat reaktif, sebagai bagian dari reaksi alamiahuntuk bertahan dalam menghadapi represi dan realitas konflik di masyarakat. Demikian pula,pada umumnya masih memiliki kapasitas terbatas, seringkali didorong oleh orientasi bersifatpragmatis. Gerakan perdamaian masyarakat sipil selama ini belum proaktif dan transformatifuntuk mencegah konflik dan membangun perdamaian jangka panjang.Belajar dari pengalaman ini, sangat penting bagi organisasi sipil untuk mengubah orientasi danstrategi mereka dari bersifat reaktif, atau tanggap dini, menuju proaktif atau respon dini,mengurangi potensi konflik dan meningkatan kapasitas perdamaian, melakukan pencegahandan transformasi konflik untuk perdamaian jangka panjang melalui kebijakan pembangunan.Pencegahan konflik merupakan strategi penting untuk mencegah konflik, mulai dari pencegahanagar potensi konflik tidak muncul ke permukaan, atau kalau sudah terjadi tidak berkembangmenjadi kekerasan kolektif dan komunal, termasuk di dalamnya dalam konteks paska-konflikmencegah agar persetujuan damai tidak jatuh kembali terjebak dalam konflik, sebagai bagiandari pembangunan perdamaian. Selain itu, adalah penting untuk melakukan reorientasipendekatan dan strategi dari tidak hanya mengatasi konflik sasaat hanya ketika konflik munculdi permukan, tetapi menanamkan perdamaian, membangun perdamaian dan rekonstruksimasyarakat paska-konflik menuju tercapainya perdamaian berkelanjutan.24 Lambang Trijono, Pembangunan sebagai Perdamaian, Rekonstruksi Indonesia Paska-Konflik, Yayasan Obor danthe Padii <strong>Institute</strong>, 2007.40

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!