12.07.2015 Views

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendekatan dari Bawah : Gerakan Baku Bae MalukuBaku Bae adalah gerakan moral dari masyarakat bawah korban konflik, untuk menghentikankekerasan yang terjadi di Maluku, akibat konflik yang bernuansa agama. Inisiatif gerakan dimulai pada bulan April tahun 2000. Satu tahun setelah pecahnya konflik Maluku pada tanggal 19Januari 1999.Pada Agustus 2001, Gerakan Baku Bae mendapat penghargaan Suardi Tasrif Award dariAliansi Jurnalis Independen Indonesia, untuk upayanya mendorong diwujudkannya jurnalismedamai pada wilayah konflik di Indonesia. Pada 2005, Baku Bae dipilih oleh European Centre forConflict Prevention Utrecht-Netherlands menjadi salah satu cerita dari 65 “Successfull Stories”resolusi konflik di dunia. Diabadikan dalam buku People Building Peace II. Buku tersebut di“launching” pada saat Global Conference From Reaction To Prevention: Civil Society ForgingPartnership To Prevent Violent Conflict And Build Peace di PBB New York pada Juli 2005.Sejak awal, gerakan Baku Bae telah berupaya untuk menggali dan menggunakan sepenuhnyamekanisme-mekanisme lokal yang ada di Maluku untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Katabaku bae, berasal dari dunia anak-anak di Maluku. Ketika anak-anak di Maluku berkonflik, danakan berdamai, mereka mengatakan BAKU BAE (saling berbaikan), sambil menempelkanjempol mereka masing-masing.Mekanisme lokal untuk penyelesaian konflik antar Negeri (desa) yang berlaku atau dikenal diPulau Ambon, Pulau-pulau Lease, dan Pulau Seram yaitu Pela atau relasi perjanjian satu ataulebih negeri lain dan kadang menganut agama yang berbeda ( Bartels.Dieter. 2002). Tradisi pelatelah dikenal sejak abad ke 16. Menurut Bartels, ada tiga jenis pela yakni; pela Karas, PelaGandong atau Bongso, dan Pela Tempat Sirih. Pela Karas, timbul karena terjadi peristiwa yangsangat penting seperti pertumpahan darah atau peperangan yang tidak berkesudahan. PelaGandong berdasarkan ikatan turunan, berbagai mata rumah dalam negeri-negeri yang ber pelamenganggap dirinya satu keturunan. Pela Tempat Sirih, diadakan setelah suatu peristiwa yangtidak terlalu penting, karena insiden kecil atau terjadi saling tolong menolong.Konflik berdarah di Maluku tidak hanya melibatkan dua atau tiga negeri yang ber pela.Melainkan melibatkan seluruh negeri-negeri di Maluku yang jumlahnya ratusan. Karena itugerakan Baku Bae, pada hakikatnya mentransformasikan pela yang terbatas pada beberapanegeri menjadi pela gandong seluruh negeri/semesta. Dan diharapkan berfungsi sebagaiperjanjian untuk menghentikan konflik di Maluku.Workshop kritis merupakan media interaksi untuk mencari solusi bagi kedua kelompok yangberkonflik di Maluku yang telah terbelah total menjadi kelompok masyarakat Islam dan kelompokmasyarakat Kristen. Workshop kritis, bahasa lokalnya adalah Saniri. Saniri negeri dilakukan diMaluku untuk bermusyawarah mengambil keputusan untuk pembangunan negeri ( M. ShalehPutuhena. 2001).Pada workshop kritis ini dibongkar sumber konflik. Diidentifikasi siapa-siapa saja aktor yangterlibat di dalam konflik. Dilakukan analisa SWOT untuk mengukur kapasitas yang ada dan yangmungkin ada untuk diperkuat. Serta membuat perencanaan untuk melakukan aksi bersama bagipenghentian konflik di Maluku. Melalui workshop kritis ini diharapkan kedua belah pihak memilikikesadaran kritis sebagai subjek dalam melihat konflik yang terjadi, sehingga terhindar menjadisekedar objek yang dimobilisir dalam konflik. Serta melalui workshop ini juga diharapkanmeningkatnya kapasitas korban untuk mulai menjadi bagian dari pemecahan masalah (part ofsolution).30

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!