12.07.2015 Views

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

POST-CONFLICT PEACEBUILDING 2009 - Propatria Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

paska-konflik pada dasarnya bersumber dari tiga hal, yaitu akar-akar struktural dan kulturalkonflik di masa lalu (kesenjangan, ketidakadilan, krisis kelembagaan) yang masih belumsepenuhnya teratasi, dampak konflik kekerasan di masa lalu terhadap kemerosotan kualitashidup warga (kemiskinan, pengangguran, kesejahteraan sosial-ekonomi, dsb), dan belumefektifnya implementasi perjanjian damai atau pembangunan perdamaian.Ketiga masalah ini menciptakan potensi konflik atau konflik terpendam tersendiri di daerahpaska-konflik berupa tensi-tensi struktural (structural tensions) berlangsung yang setiap saatbisa mencuat menjadi konflik aktual terbuka (open/manifest conflict) di masyarakat, terutamaketika kelembagaan sosial-politik dan penyelenggaraan pemerintah tidak mampu efektifmengatasi masalah ini. Kerentanan perdamaian bersumber dari tiga masalah tersebut perludiasses pertama-tama sebelum respon atau intervensi kebijakan pencegahan konflik danpembangunan digulirkan. Kerentanan perdamaian merupakan kondisi kesenjangan perdamaian(peace gaps) bersumber dari warisan masalah-masalah konflik di masa lalu dan lemahnyakapasitas perdamaian dari respon dan intervensi pembangunan dilakukan sesudah perjanjianatau pencapaian dami dilakukan.Assesmen dengan demikian dilakukan setidaknya memuat dua macam jenis assesmen penting,yaitu: assesmen atas dampak konflik di masa lalu pada masyarakat (conflict impact assesment),dan assesmen terhadap dampak respon pembangunan pada peningkatan kapasitasperdamaian (peace impact assesmen). Hasil kombinasi keduanya kemudian dijadikan masukanbagi penentuan kebijakan agar kebijakan menjadi sensitif konflik dan promotif memajukanperdamaian. Assesmen dilakukan menggunakan metodologi khusus, bersifat refleksif dantransformatif, dalam perspektif transisi, transformasi dan responsiliasi atau perdamaian jangkapanjang. Pembelajaran atas respon pembangunan perdamaian (peace building lesson learnt)dilakukan selama ini, identifikasi atas kelemahan dan kelebihan inisiatif pembangunanperdamaian, dilakukan berbagai agen, termasuk masyarakat sipil, menjadi bagian penting dariassesmen ini.Assesmen Dampak Konflik di Masa LaluAssesmen terhadap dampak konflik di masa lalu dilakukan untuk mengetahui situasi konflikterkini, mengidentifikasi kecenderungan kembali terjadinya konflik (conflict trend/relapsed) yangbisa membuyarkan upaya perdamaian. Meskipun demikian faktor-faktor konflik lain, terutamayang mendasari terjadinya konflik tetap penting diperhitungkan. Kecenderungan konflik terkinibisa diidentifikasi dari bekerjanya tiga faktor utama, yaitu: (1) situasi konflik terkini (keteganganatau tensi struktural bersumber dari akar konflik di masa lalu belum tertangani ditambah dampakkonflik pada masyarakat); (2) pendorong konflik (perubahan-perubahan berlangsung sepertikebijakan yang mendrive konflik, krisis ekonomi, de-agrarianisasi, urbanisasi, dinamika politiklokal dan nasional, dsb); dan (3) pemicu konflik (sengketa-sengketa warga terkait pemanfaatansumberdaya dalam kehidupan sehari-hari).Hasil assesmen ketiganya menghasilkan indeks kerentanan konflik (conflict vulnerabilities index)mengindikasikan tingkat kerawanan daerah-daerah paska-konflik. Perubahan-perubahanberlangsung di masyarakat yang mendorong potensi konflik terpendam muncul ke permukaandan tensi-tensi sosial meningkat, perlu mendapat tekanan perhatian khusus dalam asessmen.Assesmen Dampak PerdamaianAssesmen dampak perdamaian dilakukan atas kapasitas perdamaian masyarakat dari responagen pembangunan dilakukan selama ini terhadap konflik dan dampaknya, meliputi visi atau43

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!