30.08.2019 Views

bukubuku

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang<br />

bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif) yang terlihat dari teks yang<br />

terkait dengan fungsi sosial berbahasa;<br />

2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada<br />

dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan<br />

fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pendidik,<br />

teman, dan orang di sekitarnya;<br />

3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana<br />

transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis.<br />

D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dalam<br />

Kurikulum Pendidikan Kesetaraan<br />

Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan<br />

pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar<br />

kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana<br />

terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah<br />

dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan<br />

pendidikan kesetaraan.<br />

Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan<br />

masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan,<br />

yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau<br />

equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan<br />

rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan<br />

tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan<br />

dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat<br />

menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan<br />

alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan<br />

kualitas dan pengembangan pendidikan.<br />

Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,<br />

kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat<br />

Tingkatan V Setara Kelas X dan XI<br />

Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum<br />

mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap<br />

sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual<br />

yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan<br />

ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta<br />

didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli<br />

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif<br />

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi<br />

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri<br />

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut<br />

dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect<br />

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan<br />

dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,<br />

mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.<br />

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses<br />

pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan<br />

keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor<br />

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi<br />

kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan se perti dalam tabel berikut.<br />

KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR<br />

KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN<br />

PENGETAHUAN<br />

KETERAMPILAN<br />

3. Memahami, menerapkan, dan<br />

4. Mengolah, menalar, dan menyaji<br />

menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak<br />

konseptual, prosedural, dan<br />

terkait dengan pengembangan dari<br />

metakognif berdasarkan rasa ingin yang dipelajarinya di sekolah secara<br />

tahunya tentang ilmu pengetahuan, mandiri, berndak secara efekf dan<br />

teknologi, seni, budaya, dan humaniora kreaf, serta mampu menggunakan<br />

dengan wawasan kem anusiaan,<br />

metoda sesuai kaidah keilmuan.<br />

kebangsaan, kenegaraan, dan<br />

peradaban terkait penyebab fenomena<br />

dan kejadian, serta menerapkan<br />

pengetahuan prosedural pada bidang<br />

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat<br />

dan minatnya untuk memecahkan<br />

masalah.<br />

3.1 Mendemontrasikan ndak<br />

tutur menyapa, berpamitan,<br />

mengucapkan terimakasih,<br />

dan meminta maaf (eine Bie<br />

formulieren), serta bagaimana<br />

meresponnya secara lisan dan<br />

tulis dalam bentuk teks dialog<br />

sederhana menggunakan unsur<br />

kebahasaan yang benar sesuai<br />

konteks.<br />

4.1 Melakukan dialog pendek dan<br />

sederhana dengan ndak tutur<br />

untuk menyapa, berpamitan,<br />

mengucapkan terima kasih,<br />

meminta maaf (eine Bie<br />

formulieren) menggunakan unsur<br />

kebahasaan yang benar sesuai<br />

konteks.<br />

228 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C<br />

BAHASA JERMAN 229

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!