bukubuku
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2. Tujuan khusus, yaitu:<br />
a. Pembelajaran Antropologi menginspirasi, menantang, memotivasi<br />
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang<br />
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai de ngan<br />
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik<br />
dalam menghadapi perubahan budaya manusia.<br />
b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja<br />
Antropologi dengan mempertimbangkan latar belakang peserta didik<br />
yang merupakan Usia Sekolah dan Orang Dewasa.<br />
c. Memahami kebudayaan dan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan<br />
berbagai masalah terkait dengan kebutuhan di masyarakat agar peserta<br />
didik mampu mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai<br />
makhluk biologi dan sosial budaya yang beraneka ra gam.<br />
d. Mengaplikasikan hasil telaah sederhana terkait dengan budaya dalam<br />
masyarakat multikultur dalam kehidupan sehari-hari.<br />
e. Memiliki keterampilan yang dapat diterapkan di masyarakat tempat<br />
tinggalnya secara produktif dan responsif dalam menyikapi berbagai<br />
persoalan terkait dengan keberadaan budaya lokal, nasional, pengaruh<br />
budaya luar dan membina hubungan antar budaya.<br />
C. Ruang Lingkup<br />
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,<br />
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya<br />
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.<br />
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang<br />
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini<br />
sangat diperlukan.<br />
Secara khusus, pembelajaran Antropologi di sekolah menengah atas dirancang<br />
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya<br />
manusia tersebut. Mata pelajaran Antropologi di pendidikan kesetaraan dalam<br />
hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan dengan yang terdapat di<br />
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas<br />
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan<br />
tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu<br />
dilakukan pada aspek pembelajaran.<br />
Mengacu pada kompetensi Antropologi di Sekolah Menengah Atas,<br />
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi<br />
pada fenomena keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan<br />
bahasa beserta unsur-unsurnya yang terinternalisasi menjadi budaya dalam<br />
kehidupan sehari-hari di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam rangka<br />
membentuk kepribadian dan karakter, dan menggunakan metode etnografi<br />
dalam menganalisis kesamaan dan keberagaman bahasa, dialek, tradisi<br />
lisan dalam masyarakat multikultur untuk tingkatan 5, dan kemampuan<br />
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan<br />
berbagai persoalan tentang kesetaraan, perubahan sosial-budaya dalam<br />
masyarakat multikultur untuk tingkatan 6.<br />
Kompetensi-kompentensi tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran<br />
materi-materi berikut.<br />
1. Peran Antropologi sebagai ilmu dan metode dalam memahami manusia,<br />
perilaku, dan hubunganya dengan kebudayaan.<br />
2. Budaya sebagai sistem pengetahuan/sistem nilai yang menjadi acuan<br />
dalam bersikap, berperilaku, dan bertindak sebagai anggota masyarakat.<br />
3. Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, bahasa/<br />
dialek dan tradisi di nusantara serta cara menyikapi berbagaiperbedaan<br />
(simpati, empati, emansispasi, kesetaraan dan keadilan), dan hubungan<br />
antar budaya dalam rangka membangun kehidupan harmonis pada<br />
masayarakat multikultur.<br />
4. Globalisasi dan perubahan sosial budaya: latar belakang, proses dan<br />
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.<br />
5. Alternatif solusi dan strategi pemecahan masalah sosial-budaya melalui pendekatan<br />
kajian Antropologi dan kaitanya dengan pemba ngunan masyarakat.<br />
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar<br />
Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan<br />
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan<br />
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar<br />
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana<br />
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah<br />
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan<br />
pendidikan kesetaraan.<br />
250 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C<br />
ANTROPOLOGI 251