Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
278<br />
mencapai kesenangan seksual juga sah-sah saja.<br />
Toh, namanya juga pikiran, mana bisa dilarang-<br />
larang.<br />
Saya beberapa kali terlibat pembicaraan<br />
dengan teman laki-laki atau perempuan berkaitan<br />
dengan fantasi seks mereka. Ada yang "biasa-biasa<br />
saja", tetapi ada juga yang kelewat gilanya. Konon<br />
kabarnya, fantasi seks ini terkait dengan tingginya<br />
libido seseorang. Ya, bisa karena tingginya dotongan<br />
seks atau bisa juga karena frekuensi orgasme.<br />
Tiap kali ngobrol bersama beberapa teman<br />
laki-laki atau perempuan, pertanyaan yang muncul<br />
sangat simpel: what is your sex-fantasy?<br />
Tentu saja, setiap orang punya jawaban yang<br />
sangat beragam. Misalnya:<br />
Aldi, 29 tahun: "Bercinta dengan gadis seksi yang<br />
mengenakan baju tentara. Kalo nggak, pake<br />
baju perawat."<br />
Bondan, 23 tahun: "Bercinta dengan tiga atau<br />
lima cewek yang berdandan ala harem-<br />
harem Mesir."<br />
Vicky, 24 tahun: "Laki-laki bertato, macho, ya...<br />
kira-kira setipe dengan Tora Sudiro. Bercinta<br />
di pinggir pantai, bugil bareng."<br />
Linda, 25 tahun: "Bercinta dengan cowok yang<br />
memiliki wajah dan bentuk badan seperti<br />
Brad Pitt di pinggir pantai."<br />
Dena, 27 tahun: "Bercinta di bawah guyuran<br />
hujan deras di atas bukit yang cuma ada satu<br />
pohon. And get naked together''<br />
Dari beberapa jawaban yang terlontar,<br />
terlihat bahwa fantasi seksual manusia itu berbeda-<br />
beda. Setiap orang memiliki preference-nya. sesuai<br />
dengan apa yang dianggap mereka bagus dan<br />
menyenangkan. Dari yang terfokus pada imajinasi<br />
setting romantis, ragam gaya adegan seksual,<br />
jumlah pasangan sampai objek fantasi yang bertato,<br />
berbaju ala Harem Mesir, dan saya yakin, kalau<br />
mau ditelusuri lagi ke lebih banyak orang, varian<br />
dari fantasinya pun akan semakin beragam.<br />
Dalam praktiknya, fantasi kerapkali jadi<br />
realitas. Attinya, apa yang sebelumnya hanya<br />
ada dalam pikiran dan angan-angan, tahu-tahu<br />
kejadian betulan.<br />
Celakanya—atau malah menguntungkan bagi<br />
sebagian orang—perkembangan industri hiburan,<br />
dalam hal ini wisata seks-nya, menginspirasi<br />
2.-79