Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
300<br />
Dengan menebar senyum, gadis itu diarak<br />
mengelilingi bar. Para tamu boleh menyomot<br />
daging sushi yang menempel di tubuh gadis itu<br />
dengan satu syarat: membayar Rp 50 ribu untuk<br />
satu irisan daging, begitu seterusnya. Tamu cowok<br />
boleh, cewek pun dipersilakan. Tak ada larangan.<br />
Pokoknya: bayar!<br />
Dan yang terjadi, terjadilah. Sebagian tamu<br />
yang rada malu-malu kucing, menyomot daging<br />
sushi dengan tangan. Sementara sebagian yang<br />
lain, cuek saja melumat sushi dengan mulutnya.<br />
Sebuah ide lama dengan gaya entertainment<br />
baru, pikir saya. Awalnya, Sashimi Girls identik<br />
sebagai menu seks yang hanya bisa dinikmati di<br />
ruang tertutup, ekslusif, mahal, dan hanya untuk<br />
private booking. Belakangan, Sashimi Girls dibuat<br />
di tempat terbuka, siapa pun bisa interaktif,<br />
diletakkan dalam kerangkeng buatan dengan<br />
prototype penjara, dan dipadu dengan sexy dancers<br />
plus lingerie fashion dance.<br />
Kebetulan, malam itu saya ketemu dengan<br />
konseptor yang bertindak sebagai Event Organizer<br />
(EO)-nya. Tara, begitu nama panggilannya, berusia<br />
28 tahun, sehari-hari mengelola sebuah agensi<br />
model yang seringkali juga bertindak sebagai EO<br />
untuk acara-acara tertentu.<br />
Ooo... pantas. Tara bukan nama baru<br />
lagi di dunia entertainment malam. Pria yang<br />
mengkoordinir lebih dari 50 model itu punya<br />
spesialisasi sebagai EO basah. Artinya, ladang<br />
garapannya tak jauh dari aneka acara yang berbau<br />
"syur-syur".<br />
"Nggak nyangka, bisa serame ini," tukasnya<br />
ketika berbicara dengan saya setelah gadis sashimi<br />
dalam Jail House keluar dari area lounge dan<br />
menghilang di kamar ganti.<br />
Private Jail House<br />
NAH, ternyata konsep Jail House itu oleh Tara<br />
dikembangkan menjadi private party yang tak<br />
kalah serunya. Bahkan, lebih gokil, vulgar, dan<br />
amburadul.<br />
Kok tahu? Ya, iyalah. Seminggu setelah<br />
pertemuan pada acara Sashimi Jail House itu, Tara<br />
mengundang saya ngupi-ngupi di salah satu kafe<br />
di Senayan City, Jakarta. Tak tanggung-tanggung,<br />
sore itu Tara membawa empat modelnya yang<br />
masing-masing menenteng satu buah tas besar.<br />
301