You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
I26<br />
"Silakan dipilih-pilih. Kalau ada yang cocok<br />
tinggal panggil saya," ujar Lily, seorang wanita<br />
berumur sekitar 35 tahun yang menjadi koor-<br />
dinator untuk urusan booking cewek.<br />
"Yang itu Jessica, 19 tahun. Service oke.<br />
Orangnya baik, penyabar, dan ramah," jelas Mami<br />
Lily sambil menunjuk ke sosok seorang gadis tinggi<br />
berambut panjang dan berkulit kuning langsat.<br />
Jessica. Sebuah nama yang kebule-bule-an dan<br />
sangat berbau perkotaan. Lebih pas untuk sosok<br />
gadis berwajah bule atau Indo. Itulah gunanya<br />
nama. Wajah boleh Jawa atau Cina, tetapi nama<br />
tetap "gaul" dan mudah diingat di kepala. Coba<br />
kalau mereka menggunakan nama asli, mungkin<br />
lidah orang pribumi rada susah mengejanya: Wang<br />
Yi atau Li Chen. Jessica terdengar lebih akrab dan<br />
terkesan mahal.<br />
"Ajak mandi bareng juga boleh. Mau di<br />
sauna rame-rame atau di sauna pribadi, sama saja,"<br />
imbuh Mami Lily.<br />
Putera hanya tersenyum dan menggangguk<br />
pelan. Di meja, dia cuma melihat keadaan seke-<br />
liling. Beberapa gadis Cina atau populer dengan<br />
sebutan Cungkok itu tersenyum lebar. Dari tempat<br />
duduknya, mereka memberikan salam hangat.<br />
Jangan tanya soal baju yang mereka kenakan.<br />
Rata-rata mengenakan baju seksi abisss. Kalau<br />
tidak underwear dipadu dengan kain transparan,<br />
pastinya ya rok mini dengan baju u can see sangat<br />
ketat. Bersepatu high-heel dan memoles wajah<br />
mereka dengan make-up lumayan tebal. Lentik<br />
bulu mata, blush on di pipi kiri kanan, bedak<br />
halus di sekujur wajah dan lipstik terang di bibir<br />
merekah. "Milihnya ntar aja. Kita liat-liat dulu<br />
sambil minum-minum," jelas Putera.<br />
Karena tidak mengerti dengan urusan prose-<br />
dural di BV, saya hanya mengiyakan saja. Lagipula,<br />
kenapa juga mesti repot-repot kalau ada pakarnya.<br />
Follow the sun saja, begitu pikir saya.<br />
Pukul 17.30 WIB, kami turun dari lantai satu<br />
menuju ruangan sauna. Masih dengan kimono di<br />
badan, kami segera bergabung dengan puluhan<br />
laki-laki di sauna.<br />
Alamak! Kolam besar yang bisa menampung<br />
kira-kira lima puluh orang itu mulai ramai. Sedi-<br />
kitnya ada dua puluh laki-laki bercelana pendek,<br />
termasuk kami. Ada yang lagi duduk di pinggir<br />
127]