11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

H UMAN R I G H TS WATCH<br />

350 Fifth A%en$e, 34 th Floor<br />

Ne& York, NY 10118ˇ32<br />

www.hrw.org<br />

(Depan) Komandan Operasi Wilayatul Hisbah Aceh Barat (polisi Syariah) duduk<br />

antara seorang pria dan wanita muda yang belum menikah, mereka ditahan karena<br />

diduga melanggar hukum “khalwat” Aceh yang terinspirasi dari hukum Syariah.<br />

(Belakang) Seorang petugas Wilayatul Hisbah (polisi Syariah) di Banda Aceh<br />

memberikan peringatan lisan kepada para perempuan yang diberhentikan di<br />

sebuah pos pemeriksaan karena mengenakan pakaian yang memperlihatkan<br />

bentuk tubuh mereka yang diduga merupakan pelanggaran dalam hukum Acehyang<br />

terinspirasi hukum Syariah yang mengharuskan semua umat Islam untuk<br />

memakai “busana Muslim.”<br />

H U M A N<br />

R I G H T S<br />

W A T C H<br />

Aceh, satu-satunya di antara provinsi-provinsi di Indonesia, telah secara eksplisit diberi wewenang oleh hukum nasional untuk mengadopsi<br />

hukum lokal Syariah. Sementara para pendukung mengatakan bahwa undang-undang tersebut harus mempromosikan kesejahteraan sosial<br />

dan harmoni komunal, kedua UU tersebut digunakan untuk mengambil hak banyak orang untuk membuat keputusan pribadi yang menjadi<br />

pusat perilaku hidup mereka dan ekspresi iman, identitas, dan moral mereka. Salah satu hukum melarang "khalwat," dimana dalam keadaan<br />

tertentu itu merupakan pelanggaran pidana bagi individu yang belum menikah dari jenis kelamin berlawanan untuk bergaul bersama. Hukum<br />

lainnya menetapkan persyaratan umum cara berpakaian pada semua umat Islam: walaupun aturan tata berpakaian di permukaannya<br />

tampak netral secara gender, dalam prakteknya restriksi yang jauh lebih berat ditetapkan pada wanita dibandingkan pada pria.<br />

Menegakkan Moralitas mendokumentasi pengalaman individu-individu di Aceh yang telah dituduh melanggar kedua undang-undang. Ini<br />

menunjukkan bagaimana hukum melanggar perlindungan konstitusional Indonesia untuk hak-hak dasar serta hukum hak asasi manusia<br />

internasional.<br />

Laporan itu juga mendokumentasikan kasus-kasus terbaru di mana polisi Syariah, polisi reguler, dan individu telah menegakkan hukum<br />

dengan cara yang kasar. Hukum diterapkan secara sewenang-wenang dan selektif, dan terutama mempengaruhi wanita, orang miskin, dan<br />

pemuda-pemudi. Beberapa tersangka telah dipukuli atau disiksa.<br />

Menegakkan Moralitas mendesak pihak berwenang Indonesia dan Aceh untuk mencabut dua undang-undang tersebut dan memastikan<br />

bahwa semua peraturan daerah diberlakukan di seluruh Indonesia, termasuk yang konon berdasarkan Islam, agar memenuhi kewajiban hak<br />

asasi manusia Indonesia.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!