11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Merendahkan Martabat Manusia (CAT), 199 Konvensi tentang Hak-hak Anak (CRC), 200 dan<br />

Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW). 201<br />

Hak atas Kepastian Hukum<br />

Pasal 15 ICCPR mewajibkan bahwa semua tindak pidana harus secara memadai diuraikan<br />

dalam hukum, dengan menerapkan prinsip-prinsip kepastian hukum dan keterdugaan<br />

(foreseeability), mensyaratkan bahwa hukum pidana harus cukup sempit dan ditarik secara<br />

tepat untuk menjadikan perilaku khusus sebagai targetnya. 202<br />

Hak atas Privasi<br />

Pasal 17 ICCPR menyatakan, ”tidak boleh seorang pun yang dapat secara sewenang-wenang<br />

atau secara tidak sah dicampuri masalah-masalah pribadinya” dan bahwa setiap orang<br />

memiliki “hak atas perlindungan hukum terhadap campur tangan atau serangan seperti<br />

tersebut di atas.” 203 Hak ini meliputi “area tertentu, yakni keberadaan individu dan otonomi<br />

yang tidak menyentuh area kebebasan dan privasi orang lain.” 204 Satu aspek hak atas privasi<br />

dan otonomi yang dilindungi, sebagaimana ditegaskan oleh Komite Hak Asasi Manusia,<br />

adalah kesepakatan antar orang dewasa untuk melakukan aktivitas seksual secara pribadi.<br />

Negara harus melindungi hak ini dan aspek-aspek hak individu lainnya atas otonomi: hak<br />

untuk membuat keputusan secara bebas sesuai dengan nilai-nilai, kepercayaan, situasi dan<br />

kebutuhan pribadi seseorang. Negara tidak boleh memberlakukan pembatasan-pembatasan<br />

tidak sah dan pemaksaan yang membatasi hak ini, bahkan ketika tujuan pembatasanpembatasan<br />

semacam itu adalah untuk mencegah orang dari mengadopsi gaya hidup yang<br />

oleh sebagian besar orang dianggap buruk atau merugikan orang yang melakukannya.<br />

Pembatasan apapun terhadap hak atas otonomi harus diarahkan pada tujuan yang sah dan<br />

199 Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan<br />

Martabat Manusia (CAT), diadopsi pada tanggal 10 Desember 1984, G.A. res. 39/46, annex, 39 U.N. GAOR Supp. (No. 51) di 197,<br />

U.N. Doc. A/39/51 (1984), mulai berlaku pada tanggal 26 Juni 1987. Indonesia meratifikasi CAT pada tahun 1998.<br />

200 Konvensi tentang Hak-hak Anak (CRC), diadopsi pada tanggal 20 November 1989, G.A. Res. 44/25, annex, 44 U.N. GAOR<br />

Supp. (No. 49) di 167, U.N. Doc. A/44/49 (1989), mulai berlaku pada tanggal 2 September 1990. Indonesia meratifikasi CRC<br />

pada tahun 1990.<br />

201 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW), diadopsi pada tanggal 18<br />

Desember 1979, G.A. Res. 34/180, U.N. GAOR Supp. (No. 46) di 193, U.N. Doc A/34/36, mulai berlaku pada tanggal 3<br />

September 1981. Indonesia meratifikasi CEDAW pada tahun 1984.<br />

202 ICCPR, Pasal 15; lihat Manfred Nowak, UN Covenant on Civil and Political Rights: CCPR Commentary [Kovenan PBB tentang<br />

Hak-hak Sipil dan Politik: Komentar CCPR], 2nd rev. ed,. (Kehl am Rhein: Engel, 2005), hlm.361.<br />

203 ICCPR, Pasal 17.<br />

204 Manfred Nowak, U.N. Covenant on Civil and Political Rights: CCPR Commentary [Kovenan PBB tentang Hak-hak Sipil dan<br />

Politik: Komentar CCPR] (Kehl am Rhein, Germany: N.P. Engel, 1993), hlm. 294.<br />

Menegakkan Moralitas 74

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!