11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

• Menyediakan dana yang memadai bagi badan-badan hak asasi manusia dan agenagen<br />

terkait di tingkat Provinsi (lihat daftar di bawah) untuk memungkinkan mereka<br />

melakukan kampanye peningkatan kesadaran tentang pentingnya kebebasan<br />

berekspresi dan pencegahan kekerasan.<br />

• Menyediakan dana yang memadai bagi Badan PPPA dan biro-biro lain untuk<br />

memungkinkan mereka melakukan kampanye peningkatan kesadaran tentang<br />

pentingnya kebebasan berekspresi dan pencegahan kekerasan.<br />

Kepada Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia Departemen Sosial, Badan<br />

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Badan PPPA), dan Majelis<br />

Adat Aceh (MAA)<br />

• Melaksanakan kampanye-kampanye peningkatan kesadaran yang tidak mendukung<br />

adanya tindakan main hakim sendiri dan kekerasan sipil dalam penerapan hukum<br />

Syariah. Kampanye-kampanye tersebut harus menekankan bahwa segala bentuk<br />

kekerasan sipil—termasuk tindakan yang diambil atas nama solidaritas atau<br />

moralitas masyarakat—merupakan tindak pidana. Kampanye-kampanye juga harus<br />

menekankan pada ketidak sesuaian tindakan semacam itu dengan Islam,hukum<br />

nasional, provinsi, serta adat.<br />

• Mengumpulkan dan mempublikasikan statistik tahunan tentang sifat dan lingkup<br />

penyelesaian kasus-kasus “perbuatan bersunyi-sunyian” di tingkat desa.<br />

• Memastikan bahwa perempuan yang mengalami kekerasan yang terkait dengan<br />

ketentuan penegakan Syariah di Aceh diperbolehkan untuk mengakses layanan<br />

untuk korban kekerasan perempuan dan wanita<br />

Kepada Wilayatul Hisbah<br />

• Mengakhiri praktik-praktik pendirian pos pemeriksaan untuk mengawasi busana dan<br />

razia sebagai upaya mengidentifikasi para pelaku “perbuatan bersunyi-sunyian.”<br />

• Segera mengakhiri praktik yang mendorong tersangka pelaku “perbuatan bersunyisunyian”<br />

untuk menikah dan yang memerintahkan dilakukannya tes keperawanan<br />

dalam penyelidikan “perbuatan bersunyi-sunyian.”<br />

• Menyelidiki dan menghukum, termasuk memecat, semua petugas WH yang<br />

melanggar otoritas mereka atau menggunakan kekerasan terhadap individu-individu<br />

dalam otoritas mereka.<br />

• Memastikan bahwa petugas-petugas WH memberitahu polisi dalam setiap situasi<br />

dimana terlihat bahwa orang yang dituduh melakukan “perbuatan bersunyisunyian”<br />

telah diserang oleh anggota masyarakat.<br />

83 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!