11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menyelidiki kejadian semacam itu maupun masalah-masalah terkait pemberantasan kejahatan<br />

yang melibatkan banyak pelaku dari kelompok masyarakat yang sama.<br />

Elfiana, Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Baiturrahman, Banda Aceh, mengatakan kepada<br />

Human Rights Watch bahwa kepolisian daerah di Aceh tidak berusaha menangkap pelaku<br />

kekerasan dalam kasus-kasus ”perbuatan bersunyi-sunyian”. 139 Dia menjelaskan prosedur<br />

standarnya adalah: “kami menjemput perempuan tersebut, kami memberitahu masyarakat,<br />

‘kalian tidak boleh melakukan hal tersebut—itu kejahatan,’ dan kami membawa perempuan<br />

tersebut ke rumah sakit bila dia terluka.” 140 Elfiana mengatakan kepada Human Rights<br />

Watch bahwa ada lima (5) atau enam (6) kasus terkait penangkapan tersangka pelaku<br />

“perbuatan bersunyi-sunyian” yang dilakukan oleh masyarakat pada bulan April 2010 di<br />

daerah yang masuk dalam wilayah yurisdiksi kantornya; satu kasus melibatkan kekerasan,<br />

tetapi polisi belum menahan seorangpun atas penyerangan tersebut, walaupun lengan<br />

tersangka laki-laki patah dan mukanya dipukuli. Elfiana mengatakan: “Kami tidak pernah<br />

menahan orang-orang untuk kekerasan seperti itu, karena sulit membuktikan siapa<br />

pelakunya, atau pasangan tersebut tidak melihat siapa pelakunya. Dan jika itu dilakukan<br />

oleh banyak orang, kami tidak dapat menahan mereka semua.” 141<br />

Budiyono, Kepala Pengembangan Hukum Polda Aceh, mengatakan kepada Human Rights<br />

Watch bahwa kebijakan resmi kepolisian dalam situasi semacam itu adalah berupaya<br />

menghentikan kekerasan masyarakat dan melindungi korban, dan bahwa kepolisian tidak<br />

akan memperkarakan penyerangan atau pengaduan-pengaduan lainnya terhadap para<br />

pelaku kekerasan kecuali korban mengajukan pengaduan. 142 Jika mereka tidak mengajukan<br />

laporan, polisi akan menganggap, berdasarkan Qanun No. 9/2008, bahwa prosedur adat<br />

akan menyelesaikan pengaduan penyerangan ringan apapun secara memuaskan.<br />

Kekurangan nyata dari pendekatan ini adalah bahwa banyak orang di Aceh tidak bersedia<br />

meminta bantuan dari kepolisian untuk mengajukan pengaduan, khususnya ketika pelaku<br />

kekerasan tinggal di lingkungan masyarakatnya. 143 Sebuah studi yang dilakukan oleh UNDP<br />

pada tahun 2006 menyatakan bahwa fenomena ini di antaranya disebabkan oleh persepsi<br />

yang ada di Aceh, yaitu bahwa sistem pengadilan formal rumit, intimidatif dan sangat korup;<br />

139<br />

Wawancara Human Rights Watch dengan Elfiana, Banda Aceh, 15 Mei 2010.<br />

140<br />

Ibid.<br />

141<br />

Ibid.<br />

142<br />

Wawancara Human Rights Watch dengan Budiyono, Kepala Pengembangan Hukum Polda Aceh, Banda Aceh, 24 Mei 2010.<br />

143 Human Rights Watch mendapatkan informasi bahwa hanya ada satu kasus dimana kekerasan terjadi dalam penangkapan<br />

tersangka ”perbuatan bersunyi-sunyian” oleh masyarakat dan dimana polisi menahan pelaku kekerasan tersebut di<br />

Kabupaten Aceh Barat.<br />

57 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!