indonesia1210inWeb
indonesia1210inWeb
indonesia1210inWeb
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
No. 39/1999 mencatat bahwa hak-hak ini hanya boleh dibatasi oleh hukum, dan hanya<br />
untuk tujuan ”menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia serta<br />
kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan bangsa.” 188<br />
Lebih lanjut, UU ini menyatakan bahwa anak-anak hanya boleh ditangkap atau<br />
ditahan ”sebagai upaya terakhir.” 189 Pada tahun 2005, DPR mengintegrasikan seluruh isi<br />
Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (ICCPR) dalam hukum nasional. 190<br />
Sebagaimana didiskusikan di bawah ini, ICCPR dan perjanjian hak asasi manusia<br />
internasional lainnya yang mana Indonesia merupakan Negara Pihak mewajibkan<br />
Indonesia menghormati dan melindungi berbagai hak, termasuk hak kebebasan<br />
berekspresi, kebebasan beragama, dan bebas dari diskriminasi.<br />
UU No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UU PA) menjamin kesetaraan posisi dihadapan<br />
hukum, kebebasan berbicara, dan kebebasan berasosiasi. UU PA melarang penggeledahan<br />
sewenang-sewenang atau tidak sah atas tubuh atau kediaman seseorang dalam bentuk<br />
apapun; pembatasan kebebasan setiap orang; penyiksaan sewenang-wenang; atau<br />
penangkapan, penahanan, pengadilan dan pemenjaraan yang melawan hukum terhadap<br />
penduduk Aceh. 191 UU PA juga mewajibkan Pemerintah “memajukan dan melindungi hakhak<br />
perempuan dan anak.” 192<br />
UU PA juga menyatakan bahwa salah satu “wewenang khusus” Pemerintah Aceh adalah<br />
kuasanya untuk mengatur urusan agama dengan menerapkan Syariah bagi Muslim di Aceh<br />
“dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.”193 UU PA menyatakan bahwa<br />
Syariah di Aceh dapat meliputi jinayat (hukum pidana), maupun peraturan terkait dengan<br />
ibadah, hukum keluarga, hukum perdata, pengadilan, pendidikan, dakwah, syiar, dan<br />
berpikir dan berhati nurani tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Pasal 22 dan 4. UU ini juga menjamin hak atas<br />
pelakuan setara di hadapan hukum, hak untuk berkumpul dan berasosiasi secara damai, hak atas perlindungan dan<br />
keamanan, hak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat, dan<br />
hak untuk bebas dari diskriminasi. Pasal 2, 5, 24, 30, 33, dan 3(3). Diskriminasi didefinisikan sebagai: ”setiap pembatasan,<br />
pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung, didasarkan pada pembedaan manusia atas<br />
dasar…golongan, status sosial, status ekomomi, jenis kelamin,…keyakinan politik, yang berakibat pengurangan,<br />
penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia...”<br />
187<br />
Ibid., Pasal 34.<br />
188<br />
Ibid., Pasal 73.<br />
189<br />
Ibid., Pasal 66.<br />
190<br />
Undang-undang No. 12/2005 tentang Pengesahan International Covenant On Civil and Political Rights (Kovenan<br />
Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik).<br />
191<br />
Undang-undang No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh, Pasal 227.<br />
192<br />
Ibid., Pasal 231(1).<br />
193<br />
Ibid., Pasal 7(2); Pasal 16(2)(a)-(b); Pasal 17(2)(a)-(b)); Pasal 16(4)).<br />
Menegakkan Moralitas 72