11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sri dan Budi 70<br />

IV. Empat Ilustrasi Kasus<br />

Rohani, seorang pegawai negeri, menceritakan kepada Human Rights Watch sebuah<br />

kejadian yang terjadi pada bulan Oktober 2009 ketika pihak berwenang menangkap<br />

puterinya, Sri, yang berusia 17 tahun dan pacar Sri, Budi, yang berusia 20 tahun yang<br />

disangka melakukan perbuatan bersunyi-sunyian.<br />

Pada malam itu sekitar pukul 10, Budi mengunjungi rumah Rohani untuk berbicara dengan<br />

Sri, “Puteri saya ada di rumah, tetapi saya juga di rumah, demikian juga adik perempuan Sri.<br />

Sri membiarkan Budi masuk ke kamarnya karena hari sudah larut malam, tetapi mereka<br />

hanya mengobrol.” Ketika Budi akan meninggalkan rumah pukul 11 malam, tiga (3) orang<br />

laki-laki dari lingkungan setempat segera menangkap dia dan membawanya ke meunasah<br />

(masjid kecil) terdekat. Tak lama kemudian, anggota masyarakat membawa Rohani dan Sri<br />

ke sana untuk bergabung dengannya. Rohani berkata kepada Human Rights Watch, “Mereka<br />

memukuli Budi di depan rumah, dan kemudian membawa dia ke meunasah terdekat<br />

dengan berjalan kaki. Di sana mereka terus memukuli dia dan menyundutnya dengan rokok.<br />

Banyak laki-laki dari masyarakat sekitar datang—mungkin sekitar 50 orang. Dan banyak di<br />

antara mereka memukuli dia.”<br />

Para tetangga dan anggota masyarakat tidak membiarkan Rohani, Sri atau Budi<br />

menjelaskan situasinya; sebaliknya, mereka mendesak Sri dan Budi agar sepakat untuk<br />

menikah. Rohani menentang keras ide tersebut dan dapat membujuk anggota masyarakat<br />

untuk tidak memaksakan kehendak mereka. Tak lama kemudian, polisi tiba dan menahan<br />

Sri dan Budi tanpa memberikan mereka, atau Rohani, kesempatan untuk bercerita. Rohani<br />

mengatakan, “Menurut saya, apa yang terjadi tidak adil. Masyarakat menghukum Budi<br />

tanpa bukti, tanpa menanyakan apakah ia melakukan perbuatan bersunyi-sunyian atau<br />

tidak, tetapi [dia dan Sri] tetap ditahan.”<br />

Polisi membebaskan Sri atas jaminan Rohani keesokan paginya, tetapi Rohani mengatakan<br />

bahwa pasukan WH tidak memberikan jaminan bagi Budi dan menahannya hingga 15 hari<br />

berikutnya. Seusai kejadian tersebut, polisi tidak melakukan upaya identifikasi atau<br />

menangkap para penyerang Budi. Rohani mengatakan kepada Human Rights Watch:<br />

70 Wawancara Human Rights Watch dengan “Rohani,” Banda Aceh, 19 Mei 2010.<br />

Menegakkan Moralitas 28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!