11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kejadian itu sangat traumatis bagi saya, ingatan yang sangat menyakitkan.<br />

Sangatlah berat bagi saya, tetapi lebih berat lagi bagi [Nurdin]. Ketika ia<br />

kembali ke rumah, kelapa desa mengatakan bahwa dia tidak dapat tinggal di<br />

sana lagi dan bahwa dia harus memberikan semua barangnya kepada desa<br />

tersebut, dan uang untuk memotong sapi atau kambing dan memasaknya,<br />

sebagai kompensasi karena memalukan desa. [Nurdin] khawatir akan<br />

keselamatannya. Dia meminta seorang teman datang dengan sebuah mobil<br />

van dan mereka cepat-cepat mengambil sebagian besar barangnya dan tidak<br />

pernah kembali walaupun dia telah membayar sewa hingga Juni.… Ketika ia<br />

berusaha mendapatkan rumah baru, ia mendapat masalah hingga beberapa<br />

bulan kemudian karena ia mendapat reputasi [buruk].<br />

Siti dan Ahmad 72<br />

Siti dan Ahmad ditangkap secara kasar oleh anggota masyarakat Siti pada akhir April 2010<br />

dan diserahkan kepada polisi, bersama dengan anak laki-laki Siti yang berusia enam (6)<br />

tahun. Siti, yang telah bercerai, mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa kejadian<br />

tersebut terjadi ketika Ahmad, yang telah menjalin hubungan dengannya selama bertahuntahun,<br />

datang ke rumahnya di desa yang baru ia tinggali selama dua (2) bulan:<br />

Ahmad datang ke rumah saya pada sore hari. Putera saya yang berusia enam<br />

tahun sedang tidur di dalam rumah. Kami bermesraan dan melepaskan pakaian.<br />

Kemudian saya mendengar orang-orang datang ke rumah saya. Saya panik dan<br />

berusaha mengenakan pakaian, dan kemudian orang-orang tersebut mendobrak<br />

pintu kamar tidur saya. Ada enam orang di dalam rumah saya. Mereka mulai<br />

memukuli Ahmad, dan saya berusaha melindungi dia. Saya melindungi dia<br />

dengan tubuh saya, makanya saya terluka juga. Ada darah di ruang tamu saya<br />

dari mulutnya. Mereka membawa Ahmad keluar, dan setidaknya ada 100 orang<br />

di sekitar rumah saya, mungkin lebih. Mereka membawa Ahmad ke beranda dan<br />

terus memukuli dia. Kemudian mereka membawa dia ke rumah lain, melepaskan<br />

pakaiannya, dan memukuli dia dari semua sisi. Ahmad berteriak agar mereka<br />

berhenti, mengatakan bahwa ia akan menikahi saya. Orang-orang mengatakan<br />

bahwa itu adalah jalan keluar yang baik.<br />

Polisi menahan Siti dan Ahmad, memaksa Ahmad bermalam di sel dan Siti dan anaknya<br />

bermalam di musholla kantor polisi. Keesokan harinya, WH mengambil alih Siti dan Ahmad<br />

72 Wawancara Human Rights Watch dengan “Siti,” Banda Aceh, 20 Mei 2010.<br />

31 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!