11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Larangan Penyiksaan<br />

Konvensi Anti Penyiksaan (CAT) melarang hukuman fisik, termasuk cambuk. Komite Hak<br />

Asasi Manusia mencatat bahwa larangan penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang<br />

kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat “tidak hanya berkaitan dengan<br />

tindakan yang menyebabkan rasa sakit secara fisik tetapi juga tindakan yang menyebabkan<br />

penderitaan mental kepada korban.” 210 Komite mencatat bahwa larangan tersebut juga<br />

meliputi “hukuman fisik, termasuk hukuman yang berlebihan yang diterapkan sebagai<br />

hukuman atas kejahatan atau sebagai tindakan edukatif atau disipliner.” 211 Pelapor Khusus<br />

untuk Penyiksaan secara spesifik mengangkat larangan hukuman fisikbahkan jika hukum<br />

yang mengizinkannya bersumber dari agama. Ia menyatakan bahwa “Negara-negara yang<br />

menerapkan hukum agama terikat untuk melakukannya sedemikian rupa untuk<br />

menghindari penerapan ... hukuman fisik dalam prakteknya.” 212<br />

Pada tahun 2008, Komite Anti Penyiksaan, yang mengawasi pelaksanaan Konvensi Anti<br />

Penyiksaan, secara spesifik membahas pemberlakuan hukuman fisik di Aceh. Komite<br />

tersebut menemukan bahwa “pelaksanaan hukuman di muka pulik dan penggunakan<br />

metode-metode fisik yang berlebihan (seperti cambuk) … bertentangan dengan<br />

Konvensi.” 213 Komite menyimpulkan bahwa Indonesia harus mengkaji hukum-hukum di<br />

Aceh “yang mengizinkan penggunaan hukuman fisik sebagai sanksi pidana, dengan<br />

maksud untuk segera menghapusnya, karena hukuman-hukuman seperti itu merupakan<br />

pelanggaran kewajiban-kewajiban dalam Konvensi.” 214<br />

Larangan Diskriminasi<br />

Pasal 3 ICCPR menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan harus menikmati akses yang<br />

setara terhadap hak-hak sipil dan politik yang diatur dalam Kovenan, prinsip yang<br />

disebutkan juga dalam Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi<br />

Terhadap Perempuan (CEDAW). 215 Di bawah hukum hak asasi manusia, baik diskriminasi<br />

langsung maupun tidak langsung terhadap hal-hal yang dilindungi sangat dilarang. Oleh<br />

karena itu, hukum yang tampaknya normal tetap dapat mengakibatkan diskriminasi secara<br />

tidak langsung jika hukum tersebut memiliki dampak yang berbeda bagi kelompok<br />

210<br />

Komite Hak Asasi Manusia, Komentar Umum No. 20, Pasal 7 (Sesi Ke-44, 1992), Kompilasi Komentar Umum dan<br />

Rekomendasi Umum Diadopsi oleh Badan-badan Perjanjian Hak Asasi Manusia, U.N. Doc. HRI/GEN/1/Rev.1 di 30 (1994), par. 5.<br />

211<br />

Ibid.<br />

212 Laporan Pelapor Khusus, Komisi Hak Asasi Manusia, Sesi Ke-53, Hal 8(a), U.N. Doc. E/CN.4/1997/7 (1997).<br />

213 Komentar Akhir, Komite Anti Penyiksaan: Indonesia, CAT/C/IDN/CO/2, 2 Juli 2008, par. 15.<br />

214<br />

Ibid.<br />

215<br />

ICCPR, Pasal 3; CEDAW, Pasal 2.<br />

Menegakkan Moralitas 76

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!