11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dan membawa mereka ke kantor WH, dimana mereka memaksa Siti dan Ahmad untuk<br />

menikah. WH mengatakan kepada mereka bahwa WH akan membatalkan kasus mereka jika<br />

mereka sepakat untuk menikah. Mulanya, Siti dan Ahmad setuju untuk menikah, dan Siti<br />

memberitahu Human Rights Watch bahwa ia berpikir “mereka akan melakukannya pada<br />

saat itu juga.” Tetapi, sesaat kemudian, WH menyadari bahwa Ahmad telah menikah dan<br />

bahwa istri pertamanya menolak memberikan izin baginya untuk menikahi perempuan lain,<br />

sebagaimana diwajibkan oleh hukum Indonesia yang mengizinkan poligami. Siti<br />

memberitahu Human Rights Watch:<br />

Wakil kepala kantor WH mengatakan bahwa saya tidak dapat menikahi<br />

Ahmad karena dia telah memiliki istri dan istrinya menolak memberikan izin.<br />

Kemudian petugas WH mengatakan hal-hal buruk kepada saya. Mereka<br />

menanyakan mengapa saya mau berselingkuh dengan seorang lelaki yang<br />

telah menikah. Saya memberitahu mereka bahwa dia berbohong kepada<br />

saya dan saya tidak tahu bahwa ia telah menikah. Mereka berkata, “Apa<br />

kamu mau dicambuk?” dan mereka mengambil cambuk dari dinding dan<br />

mengancam saya dengannya. Saya menangis dan anak saya menangis.<br />

WH melepaskan Siti dan anak laki-lakinya dari tahanan sekitar tengah malam dan<br />

mengizinkan dia kembali ke rumah, walaupun mereka meminta dia kembali untuk<br />

ditanyakan lebih lanjut keesokan harinya. Pada bulan Mei 2010, Siti mengetahui dari<br />

polisi bahwa WH telah meneruskan berkas kasusnya ke jaksa, tetapi dia tidak tahu<br />

apakah mereka telah memutuskan untuk memproses dia dan Ahmad ke Pengadilan<br />

Syariah atau tidak.<br />

Polisi tidak melakukan apapun untuk menyelidiki kekerasan yang menimpa Siti dan Ahmad.<br />

Siti mengatakan, “Orang-orang di komunitas saya harusnya ditahan karena mereka masuk ke<br />

rumah saya tanpa seizin saya … tetapi polisi hanya meminta saya menikahi Ahmad.” Saat ini,<br />

Siti masih tinggal di desa yang sama dan tidak menikah; dia belum pernah bertemu Ahmad<br />

lagi sejak kejadian tersebut. Siti mengatakan kepada Human Rights Watch, “Saya malu,<br />

karena desa saya malu. Saya takut meninggalkan rumah dan saya stres.… Saya khawatir<br />

bahwa proses pengadilan Syariah akan memakan waktu lama, atau bahwa saya lupa detil apa<br />

yang terjadi. Saya takut mereka akan menahan saya atau menghukum saya. Saya punya<br />

seorang anak dan dia masih sangat muda. Tidak ada orang yang akan menjaganya.”<br />

Menegakkan Moralitas 32

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!