indonesia1210inWeb
indonesia1210inWeb
indonesia1210inWeb
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dan orang biasa. Akan tetapi, hanya sedikit kejadian serupa dengan operasi WH dilaporkan<br />
terjadi di restauran, kedai kopi atau tempat-tempat rekreasi lain yang sering didatangi oleh<br />
orang kaya. Fatimah mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa setelah dia dan rekan<br />
lelakinya ditahan ketika makan makanan yang dibeli dari penjual di pinggir jalan di sebuah<br />
tempat pantai terkenal, “Saya bilang [kepada petugas WH yang menangkapnya], ‘Kalau kamu<br />
mau melakukan operasi [untuk memonitor orang yang melakukan ”perbuatan bersunyisunyian”],<br />
kamu seharusnya melakukannya di restauran juga, karena saya yakin di sana<br />
banyak pasangan yang tidak punya surat nikah. Kamu harusnya menerapkan Syariah secara<br />
sistematis.’” 85 Maliyah, seorang jurnalis radio, sepakat; ia mengatakan kepada Human Rights<br />
Watch, “WH tidak adil dalam melakukan razia. Mereka mengadakan razia di tempat-tempat<br />
yang hanya dikunjungi orang-orang biasa, tidak ke tempat-tempat seperti kafe, karena mereka<br />
takut [menantang orang-orang yang statusnya lebih tinggi].” 86<br />
“Pengakuan” Paksa<br />
WH dan polisi secara agresif menginterograsi para tersangka dan menekan mereka untuk<br />
mengakui perasaan pribadinya terhadap tersangka yang lain. Sebagai contoh, Fatimah,<br />
yang kasusnya diceritakan di atas, mengatakan kepada Human Rights Watch apa yang<br />
terjadi setelah dia dan rekannya, Sofyan, ditahan oleh WH:<br />
Seorang petugas laki-laki WH menanyakan siapa teman saya. Saya<br />
mengatakan yang sebenarnya kepada mereka, tetapi dia menginginkan<br />
jawaban yang berbeda. Dia terus bertanya, ‘Apa kamu suka dia?’ dan ‘Apa<br />
hubungan kalian?’ Saya berulang kali menjawab, ‘Sepenuhnya profesional.’<br />
Kemudian petugas WH menginterograsi Sofyan.… Dia terus menanyakan<br />
apakah dia suka saya, berulang-ulang kali. Akhirnya dia menjawab, ‘Iya, saya<br />
suka dia.’ Kemudian dia bertanya, ‘Apa kamu akan menikahi dia?’ dan Sofyan<br />
berkata, ‘Saya tidak tahu.’ Kemudian petugas WH memanggil saya lagi. Dia<br />
bilang saya tidak boleh pulang sebelum jawaban kami sama. Dia bilang saya<br />
harus memikirkan jawaban saya baik-baik atau mereka akan menahan saya.<br />
Saya berkata, ‘Kalau saya akan ditahan, bawa saya ke polisi.’ Tetapi dia<br />
menolak. Tengah malam, saya benar-benar khawatir pekerjaan saya tidak<br />
akan selesai dan saya tidak dapat pulang. Jadi saya ingin mengakhirinya. Saya<br />
mengatakan kepada WH bahwa saya suka [Sofyan]. 87<br />
85 Wawancara Human Rights Watch dengan “Fatimah,” Banda Aceh, 15 Mei 2010.<br />
86 Wawancara Human Rights Watch dengan Maliyah, Banda Aceh, 14 Mei 2010.<br />
87 Wawancara Human Rights Watch dengan “Fatimah,” Banda Aceh, 15 Mei 2010.<br />
Menegakkan Moralitas 40