11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kepada Human Rights Watch bahwa, dalam praktiknya, institusi-institusi adat sering<br />

memberikan hukuman-hukuman yang sewenang-wenang dan berlebihan, dimana beban<br />

terberat biasanya ditanggung oleh anggota masyarakat yang sudah termarjinalisasi. 132<br />

Rohani mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa dia dihampiri oleh anggota<br />

masyarakatnya pada bulan Desember 2009, beberapa bulan setelah puterinya dan pacar<br />

puterinya dituduh melakukan “perbuatan bersunyi-sunyian,” dan mengatakan bahwa dia harus<br />

membayar denda—makanan dalam jumlah besar, termasuk beras—sebagai kompensasi bagi<br />

masyarakat atas penghinaan yang ditimbulkan oleh puterinya terhadap desa tersebut. 133 Rohani<br />

mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa dia tidak mengetahui bagaimana atau kapan<br />

komunitasnya menentukan bahwa dia bersalah atau penalti yang harus dia bayar, dan dia tidak<br />

diberikan kesempatan menjelaskan kejadian tersebut dari pihaknya.<br />

Rosmiati memberitahu Human Rights Watch bahwa pihak berwenang desa menghukum<br />

temannya, Nurdin, setelah dia dituduh melakukan “perbuatan bersunyi-sunyian” pada<br />

bulan Januari 2009 dengan memerintahkan Nurdin meninggalkan desa secepatnya, terlepas<br />

dari kenyataan bahwa dia telah membayar sewa tempat tinggalnya di desa tersebut hingga<br />

enam (6) bulan berikutnya. 134 Kelompok masyarakat di sekitar rumah Nurdin juga<br />

mengatakan kepada dia bahwa mereka telah memutuskan bahwa dia harus menyerahkan<br />

semua barang pribadi miliknya dan membayar ganti rugi berupa seekor binatang untuk<br />

disembelih dan dimasak untuk desa tersebut. Nurdin tidak berada di sana ketika<br />

masyarakat menentukan bahwa dia bersalah dan hukuman yang harus ia jalani, dan dia<br />

tidak diizinkan memberikan penjelasan atas kejadian tersebut dari sisinya.<br />

Bustami, dari Banda Aceh, menceritakan satu kejadian yang terjadi pada tahun 2009<br />

dimana dia ikut serta dalam penangkapan tersangka pelaku ”perbuatan bersunyi-sunyian”,<br />

seorang perempuan yang tinggal di desa tersebut dan pacar perempuan tersebut, yang<br />

berasal dari luar desa:<br />

Kami menangkap pasangan tersebut dan membawa mereka ke meunasah.<br />

Kami menyiram mereka dengan air sumur. Kemudian kami meminta para<br />

tetua desa untuk memproses kasus tersebut. Para tetua memberikan tiga<br />

pilihan pada mereka: apa kamu mau digiring keliling desa [proses<br />

mempermalukan di hadapan publik], apa kamu mau memberi desa dua<br />

132 Wawancara Human Rights Watch dengan LBH Banda Aceh.<br />

133 Wawancara Human Rights Watch dengan “Rohani,” Banda Aceh, 19 Mei 2010.<br />

134 Wawancara Human Rights Watch melalui telepon dengan “Rosmiati,” 7 Juli 2010.<br />

55 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!