11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

untuk Penyiksaan dan Perlakuan Lainnya yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan<br />

Martabat, mengklasifikasi tes keperawanan sebagai bentuk penyiksaan spesifik jender. 227<br />

Hak atas Pemulihan<br />

ICCPR dan CAT mewajibkan Indonesia menyelidiki, menghukum, dan memberikan pemulihan<br />

bagi pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh para penegak hukum<br />

terhadap individu-individu yang ditahan atas dugaan pelanggaran Syariah. 228 Komite Anti<br />

Penyiksaan menyimpulkan pada tahun 2008 bahwa kewajiban Indonesia dalam hal ini<br />

mencakup “memastikan bahwa anggota-anggota WH menjalankan yurisdiksi sebagaimana<br />

ditetapkan, dilatih secara memadai dan melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuanketentuan<br />

dalam Konvensi, khususnya terkait larangan penyiksaan dan perlakuan buruk, dan<br />

bahwa tindakan mereka harus dikaji oleh pihak berwenang yudisial umum.” 229 Komite juga<br />

menyimpulkan bahwa lembaga-lembaga negara di Indonesia harus mengawasi tindakantindakan<br />

WH dan memastikan bahwa perlindungan hukum fundamental diberlakukan kepada<br />

semua orang yang dituduh melanggar hal-hal yang termasuk dalam wewenangnya, dan bahwa<br />

Indonesia “harus memastikan lebih lanjut bahwa mekanisme bantuan hukum ada untuk<br />

menjamin bahwa setiap orang memiliki hak atas pengacara dan proses hukum lainnya yang<br />

adil, sehingga semua tersangka memiliki kemungkinan membela dirinya dan mengajukan<br />

pengaduan perlakuan abusif yang melanggar hukum nasional dan Konvensi.” 230<br />

Pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh Aktor Sipil<br />

Hukum hak asasi manusia mengakui akuntabilitas negara terhadap pelanggaran-pelanggaran<br />

yang dilakukan oleh aktor sipil dan mensyaratkan negara memenuhi kewajibannya (due<br />

diligence) dalam mencegah dan merespon pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia. 231<br />

Hak atas Proses Hukum yang Adil<br />

Indonesia juga gagal memenuhi kewajibannya di bawah ICCPR karena mensyaratkan orangorang<br />

yang dituduh melakukan “perbuatan bersunyi-sunyian” dan/atau yang menjadi<br />

korban tindak kekerasan untuk tunduk pada mekanisme penyelesaian perselisihan secara<br />

227<br />

Laporan Interim Pelapor Khusus kepada Komisi Hak Asasi Manusia terkait pertanyaan tentang penyiksaan dan perlakuan<br />

atau hukum lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat, A/55/290, 11 Agustus 2000,<br />

http://www.un.org/documents/ga/docs/55/a55290.pdf (diakses pada tanggal 13 Mei 2010), hlm. 7.<br />

228<br />

ICCPR, Pasal 2(3)(a); CAT, Pasal 7.<br />

229 Komentar Akhir, Komite Anti Penyiksaan: Indonesia, CAT/C/IDN/CO/2, 2 Juli 2008, par. 15.<br />

230<br />

Ibid.<br />

231<br />

ICCPR, Pasal 9.<br />

79 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!