11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tertentu. 216 CEDAW mewajibkan negara-negara untuk “tidak melakukan tindakan atau<br />

praktik diskriminasi terhadap perempuan,” dan untuk menjamin bahwa pejabat-pejabat<br />

dan lembaga-lembaga publik juga tidak melakukan hal tersebut, dan untuk “membuat<br />

peraturan-peraturan yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan oleh<br />

tiap orang, organisasi atau perusahaan.” 217 Konvensi ini mengizinkan pembedaan perlakuan<br />

berdasarkan jenis kelamin hanya ketika pembedaan tersebut berdasarkan pada kriteria<br />

yang masuk akal dan obyektif, untuk mencapai tujuan sah, dan sepadan dengan tujuan<br />

yang ingin dicapai. Persyaratan busana Islami, yang mewajibkan perempuan mengenakan<br />

jilbab, melarang mereka mengenakan pakaian ketat, dan mewajibkan mereka menutupi<br />

seluruh tubuh kecuali tangan, kaki dan wajah mereka, tidak memenuhi kriteria ini.<br />

ICCPR menegaskan kesetaraan semua orang, termasuk hak atas privasi, kebebasan<br />

berekspresi, dan kebebasan berkumpul. 218 Hak-hak ini membutuhkan kebebasan menjalani<br />

kehidupan intim tanpa gangguan, kebebasan seseorang untuk berekspresi, termasuk<br />

identitas jender seseorang, melalui pakaian atau perilaku, dan kebebasan bergerak dan<br />

bertemu di muka publik tanpa takut adanya pelecehan atau penyerangan terhadapnya. ICCPR<br />

juga melarang diskriminasi berdasarkan orientasi seksual; pada tahun 1994, Komite Hak<br />

Asasi Manusia PBB berpendapat bahwa “orientasi seksual” adalah status yang dilindungi dari<br />

diskriminasi di dalam ICCPR. Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk<br />

menghapuskan diskriminasi oleh WH atas dasar identitas jender dan orientasi seksual. 219<br />

Larangan Penangkapan Sewenang-sewenang<br />

Pasal 9 ICCPR menyatakan, “Tidak seorang pun dapat ditangkap atau ditahan secara sewenangwenang.”<br />

220 Larangan atas kesewenang-wenangan berarti perampasan kebebasan, bahkan jika<br />

diizinkan oleh hukum, harus sepadan dengan alasan-alasan penangkapan. Sebagaimana<br />

dijelaskan oleh Komite Hak Asasi Manusia PBB, “kesewenang-wenangan” tidak “bertentangan<br />

dengan hukum,” tapi harus diinterpretasikan secara lebih luas untuk mencakup elemen-elemen<br />

216<br />

Komite CEDAW menyatakan bahwa definisi diskriminasi dalam Pasal 1 Konvensi meliputi baik diskriminasi langsung dan<br />

tidak langsung oleh aktor-aktor publik dan privat. Lihat misalnya, "CEDAW Committee Concluding Comments on the Belize<br />

initial report [Komentar Akhir Komite CEDAW terhadap Laporan Awal Belize]," dikutip dalam United Nations/Division for the<br />

Advancement of Women, Assessing the Status of Women: A Guide to the Reporting Under the Convention on the Elimination of<br />

All Forms of Discrimination Against Women [Menilai Status Perempuan: Panduan Pelaporan Di Bawah Kerangka Konvensi<br />

tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan] (New York: United Nations, 2000), hlm. 102.<br />

217<br />

CEDAW, Pasal 2.<br />

218<br />

ICCPR, Pasal 17, 19, dan 21.<br />

219<br />

ICCPR, Pasal 2, 6. Nicholas Toonen vs Australia, Sesi Ke-50, Komunikasi No. 488/1992, CCPR/c/50/D/488/1992, 14 April<br />

1994, par. 8.7 (temuan bahwa ”rujukan kepada ’jenis kelamin’ dalam Pasal 2, paragraf 1, dan 26 dianggap termasuk orientasi<br />

seksual.”) “Report of the Independent Expert on Minority Issues [Laporan Ahli Independen tentang Isu-isu Kelompok<br />

Minoritas],” E/CN.4/2006/74, 6 Januari 2006, par. 28.<br />

220<br />

ICCPR, Pasal 9.<br />

77 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!