11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kambing untuk komunitas]. Perempuan itu seorang pelajar jadi dia tidak mau<br />

menikah dengan lelaki itu, dan [membayar dengan kambing] adalah hukuman<br />

paling ringan.… Lalu perempuan itu pindah. Semua pelanggar yang melakukan<br />

zinah harus pergi karena akan memberikan reputasi buruk kepada desa<br />

tersebut jika mereka tidak meninggalkan desa. 117<br />

Penyerangan terhadap Individu yang Dituduh “Bersunyi-sunyian” dan<br />

Minimnya Respon Polisi<br />

Dalam lima kasus, individu-individu yang dituduh “bersunyi-sunyian” memberitahu Human<br />

Rights Watch bahwa warga sipil mendobrak masuk ke rumahnya atau secara kasar<br />

menyerang mereka ketika melakukan penangkapan. Walau banyak korban mengatakan<br />

bahwa mereka enggan melaporkan pelanggaran tersebut kepada polisi karena takut akan<br />

ada proses lebih lanjut terhadap mereka atau karena mereka tidak tahu bagaimana cara<br />

mengajukan pengaduan ke polisi, beberapa mengatakan bahwa polisi jarang mengambil<br />

tindakan terhadap anggota masyarakat yang menyerang individu-individu yang disangka<br />

“bersunyi-sunyian.” Dalam kasus Rohani dan Siti, sebagaimana diuraikan dalam Bab III,<br />

polisi menangkap dan melakukan penyelidikan atas dugaan “perbuatan bersunyi-sunyian,”<br />

tetapi tidak menahan seorang pun yang terlibat dalam penyerangan berat terhadap teman<br />

Siti, Ahmad, dan pacar puteri Rohani, Budi. Dan, sebagaimana dideskripsikan dalam Bab III,<br />

polisi tidak menyelidiki upaya memasuki rumah secara paksa, penyerangan dan pencurian<br />

yang dilakukan oleh masyarakat kepada Rosmiati dan temannya, Nurdin.<br />

Hamid, dari Aceh Barat, menceritakan kejadian serupa yang terjadi pada bulan Februari 2009 di<br />

desanya. Dia mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa dia memerintahkan orang-orang<br />

di desanya untuk mengawasi sebuah rumah yang disewa oleh beberapa laki-laki setelah<br />

melihat salah seorang dari mereka mengobrol dengan seorang perempuan yang menyewa<br />

kamar dekat beranda rumah tersebut. Pada pukul 2 pagi, mereka melaporkan bahwa mereka<br />

melihat perempuan itu memasuki rumah melalui pintu belakang, dan Hamid memanggil<br />

sekelompok anak muda berusia 20 tahun, termasuk dua (2) aparat polisi, untuk membantu<br />

mereka menangkap pasangan tersebut. Dia mengatakan kepada Human Rights Watch:<br />

117 Ibid.<br />

Kami mengepung rumah. Saya mengetuk pintu tapi tidak ada yang<br />

membukakannya. Karena kami yakin bahwa ada perempuan di dalam, salah<br />

satu pemuda menendang pintu. Tujuh dari kami memasuki rumah, tiga<br />

melalui pintu depan dan empat melalui pintu belakang. Kami membuka<br />

Menegakkan Moralitas 50

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!