11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Seusai “pengakuannya,” petugas-petugas WH mengatakan kepada Fatimah bahwa mereka<br />

tidak akan memaksa dia menikahi Sofyan, tapi jika dia ingin dibebaskan dari tahanan,<br />

seorang kerabat harus datang ke kantor WH dan menjamin bahwa dia akan berperilaku baik<br />

di masa yang akan datang. Fatimah menjelaskan bahwa orangtuanya telah meninggal dan<br />

bahwa saudara satu-satunya tinggal di Jakarta, dan awalnya WH menolak membebaskan dia<br />

dari tahanan. Dia kemudian menyebutkan nama salah seorang kerabat jauh yang cukup<br />

terkenal, kemudian petugas yang menginterogasinya tiba-tiba meminta izin dan<br />

meninggalkan kantor. Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 2 pagi, petugas WH lainnya<br />

memberitahu bahwa dia telah dilepaskan dan bahwa mereka akan mengantar dia ke<br />

hotelnya, walau dia harus kembali ke kantor dengan seorang kerabat minggu berikutnya.<br />

Rosmiati juga menceritakan hal serupa kepada Human Rights Watch, yakni bahwa polisi<br />

menginterogasi dia secara agresif dan mendesak dia untuk mengakui melakukan hubungan<br />

seksual dengan temannya yang juga ditahan bersamanya, terlepas apakah pengakuannya<br />

benar atau tidak. Dan Siti, yang kasusnya terdapat di Bab III, mengatakan kepada Human<br />

Rights Watch bahwa WH secara spesifik menanyakan kesediaannya untuk menikahi laki-laki<br />

yang ditahan bersamanya. Dalam kasus Siti, WH secara spesifik mendesak dia dan Ahmad<br />

agar sepakat untuk saling menikah dan memberitahu mereka bahwa WH akan<br />

menghentikan penyelidikan “perbuatan bersunyi-sunyian” tersebut dan membebaskan<br />

mereka dari tahanan jika mereka sepakat menikah. 88<br />

Praktik yang dilakukan WH mendesak pasangan-pasangan agar menikah sebagai ganti<br />

dihentikannya tuduhan “perbuatan bersunyi-sunyian” bukanlah hal yang aneh. Menurut<br />

laporan media selama 2009-2010, perwakilan-perwakilan WH menyatakan mereka<br />

“memastikan” bahwa pasangan yang ditangkap akan menikah, 89 atau menyerahkan individuindividu<br />

tertuduh “perbuatan bersunyi-sunyian” kepada orangtua mereka jika orangtuanya<br />

sepakat untuk memastikan bahwa mereka akan menikah satu sama lain. 90 Komandan Operasi<br />

Aceh Tgk Adin mengatakan kepada media di Aceh pada bulan Juni 2010 bahwa WH<br />

88<br />

Wawamcara Human Rights Watch dengan “Siti,” Banda Aceh, 20 Mei 2010.<br />

89<br />

Dwi Putrasyah, Kepala Satpol PP-WH Banda Aceh, membenarkan bahwa dalam kasus ini sepasang muda-mudi ditangkap<br />

oleh satpam kampus IAIN Al-Raniry Banda Aceh di sebuah ruangan kosong. Pasangan ditahan oleh WH dan Dwi mengatakan,<br />

“Kita akan melihat sejauh mana mereka berbuat, kalau terindikasi mesum maka kita akan membicarakan hal tersebut kepada<br />

kedua belah pihak keluarga. Setelah itu kita melakukan pembinaan dan kemudian memulangkan keduanya ke keluarga<br />

masing-masing. Mereka nanti wajib melapor selama seminggu. Tapi jika perbuatan mereka sudah terlalu jauh maka akan kita<br />

nikahkan.” “Dua Sejoli Dicokok Satpam Kampus,” Serambi Indonesia, 25 April 2010.<br />

90<br />

“Masukan Pacar ke Kamar, PRT Diserahkan ke WH,” Serambi Indonesia, 2 Juni 2010 (Seorang pekerja rumah tangga dan<br />

pacarnya ditangkap di kamar PRT tersebut di rumah majikannya dan dibawa ke kantor WH di Banda Aceh. Menurut Danops<br />

Evendi, ” Sekarang kita masih menunggu pihak keluarga masig-masing untuk penyelesaian lebih lanjut. Jika pihak keluarga<br />

bersedia menikahkan mereka maka kasus ini akan kita serahkan kepada keluarganya masing-masing.”).<br />

41 Human Rights Watch | Desember 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!