11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sebuah Pemerintah Kabupaten Mengikuti Busana<br />

Pemerintah di tingkat kabupaten dan kota di Aceh diizinkan berkontribusi dalam penerapan<br />

hukum Syariah. Dalam satu kasus, pemerintah di sebuah kabupaten berusaha<br />

melakukannya dengan menerapkan persyaratan tambahan terkait busana Islami. Pada<br />

bulan Oktober 2009, Ramli Mansur, Bupati Aceh Barat, mengajukan peraturan daerah yang<br />

berangkat dari ketentuan kode busana dalam Qanun No. 11/2002 dan menerapkan larangan<br />

pakaian ketat bagi perempuan, khususnya celana yang menunjukkan bentuk kaki, dan<br />

melarang toko eceran menjual pakaian perempuan yang ketat. Ramli juga memerintahkan<br />

petugas-petugas WH memberikan rok yang disediakan oleh Pemerintah kepada perempuanperempuan<br />

yang ditemukan mengenakan celana ketat dan menyita pakaian yang melanggar<br />

hukum tersebut. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dilaporkan membeli 20.000 rok untuk<br />

memfasilitasi penerapan ketentuan hukum tersebut. 170<br />

Pada awal 2010, Ramli menunda penerapan peraturan, dilaporkan bahwa hal tersebut<br />

akibat desakan Gubernur Irwandi. Akan tetapi, seusai sesi “Opini publik” terhadap<br />

rancangan Perda pada bulan Mei 2010, petugas-petugas WH di Aceh Barat mulai<br />

membagikan rok yang disediakan Pemerintah kepada perempuan yang mereka hentikan<br />

dekat perbatasan Kabupaten akibat melanggar kode busana. 171 Para aktivis masyarakat sipil<br />

mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa peraturan telah berlaku sejak Juli 2010. 172<br />

Pembenaran Resmi atas Persyaratan Busana Islami<br />

Beberapa tokoh agama dan pejabat pemerintah membela persyaratan busana Islami di Aceh<br />

atas dasar agama dan ketertiban publik. Secara khusus, staf Dinas Syariat Islam mengatakan<br />

bahwa persyaratan busana perempuan bertujuan untuk mengurangi hasrat seksual maupun<br />

kekerasan laki-laki terhadap perempuan. Para pejabat ini berargumen bahwa wajar bila<br />

Negara memaksa perempuan mengenakan jilbab dan busana Islami lainnya, karena akan<br />

mengurangi resiko bahwa mereka menjadi korban main hakim sendiri. Lainnya tidak setuju<br />

170<br />

Tom Allard, “No question over who wears the pants in West Aceh [Tidak Perlu Ditanyakan Siapa yang Mengenakan Celana di<br />

Aceh Barat],” The Age, 27 Mei 2010 (melaporkan bahwa ”[WH] Aceh Barat menutup jalan di luar ibukota Kabupaten, Meulaboh,<br />

memeriksa setiap mobil dan menghentikan pengendara motor jika ada pengendara perempuan yang mengenakan celana.”)<br />

171<br />

Fakhrurradzie Gade, “Tight Pants Ban Takes Effect in Indonesia [Larangan Celana Ketat Diberlakukan di Indonesia],” 27 Mei<br />

2010 (mencatat bahwa pada tanggal 27 Mei, ”Polisi Islam menangkap 18 perempuan yang bepergian dengan menggunakan<br />

motor yang mengenakan [jilbab] tapi juga mengenakan jeans. Setiap perempuan diberi rok panjang dan celana mereka disita.<br />

Mereka dilepaskan dari tahanan polisi setelah memberikan identitas mereka dan menerima nasihat.” Ramli mengatakan<br />

bahwa setiap toko/penjual yang ditangkap melanggar larangan tentang penjualan rok pendek dan jeans akan dicabut izin<br />

usahanya.) Tom Allard, “No question over who wears the pants in West Aceh [Tidak Perlu Ditanyakan Siapa yang Mengenakan<br />

Celana di Aceh Barat],” The Age, 27 Mei 2010.<br />

172<br />

Korespondensi Human Rights Watch melalui email dengan aktivis masyarakat sipil, 20 Agustus 2010.<br />

Menegakkan Moralitas 66

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!