11.06.2013 Views

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

indonesia1210inWeb

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kepolisian diizinkan menangkap, menahan, dan mencekal tersangka pelanggar. 56 Qanun<br />

tersebut juga memberi wewenang kepada pejabat penyelidik sipil untuk melakukan<br />

penyelidikan di bawah koordinasi pihak penyelidikan Kepolisian, dan menyebutkan bahwa<br />

petugas WH dapat ditunjuk sebagai penyelidik sipil, mempertimbangkan peran petugas WH<br />

dalam menangkap dan menahan tersangka. 57 Qanun No. 14/2003 tidak menyebutkan atas<br />

dasar apa penangkapan “perbuatan bersunyi-sunyian” dapat dilakukan atau berapa lama<br />

tersangka pelanggar dapat ditahan tanpa adanya otorisasi peradilan.<br />

Pada bulan Mei 2010, Kepala WH, Marzuki, dan Wakil Gubernur, Mohammad Nazar,<br />

mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa pihaknya menginterpretasikan bahwa<br />

Perda-perda ini memberikan para penyelidik WH wewenang untuk menangkap dan menahan<br />

individu-individu yang dicurigai melakukan “perbuatan bersunyi-sunyian” hingga 24 jam<br />

untuk melakukan penyelidikan dan memberikan panduan tentang hukum Islam kepada<br />

para pelanggar. 58 Qanun Hukum Jinayat yang dikeluarkan pada tahun 2009, yang disahkan<br />

oleh DPRA tetapi belum diterapkan hingga saat penulisan laporan ini, menyatakan bahwa<br />

penyelidik dapat menahan siapapun yang dicurigai telah melakukan tindakan pidana<br />

apapun (termasuk pelanggaran hukum ringan) untuk kepentingan penyelidikan hingga 24<br />

jam, dengan demikian mengizinkan interpretasi serupa atas Perda-perda terkait. 59<br />

Human Rights Watch memperoleh data tentang penegakan hukum yang dilakukan oleh WH<br />

selama 2009 yang meliputi 18 dari 24 Kabupaten di Aceh. Data menunjukkan bahwa dari<br />

lima (5) qanun Syariah yang memuat hukuman pidana, upaya penegakan WH berpusat pada<br />

dua qanun, yaitu Qanun No. 14/2003 tentang Khalwat (mesum) (arti harafiahnya,<br />

“perbuatan bersunyi-sunyian [ketidaksenonohan]”) dan Qanun No. 11/2002 tentang<br />

Pelaksanaan Syariat Islam dalam Bidang Aqidah, Ibadah dan Syiar Islam. Qanun No.<br />

11/2002 memuat sejumlah kewajiban Syariah, mensyaratkan umat Muslim untuk tidak<br />

menyebarkan ajaran sesat, menjalankan shalat Jumat, menjalankan puasa selama bulan<br />

Ramadhan, tidak menyediakan kesempatan bagi umat Muslim untuk membatalkan<br />

56<br />

Termasuk menerima laporan pelanggaran, mengambil tindakan di tempat kejadian, meminta seseorang untuk berhenti dan meminta<br />

identitasnya, memeriksa dan menyita dokumen, mengambil sidik jari dan foto, dan memanggil orang sebagai tersangka atau saksi.<br />

57<br />

Qanun No. 14/2003 tentang Khalwat (Mesum), Pasal 18; Pasal 1(11). Kepolisian Nasional bertugas memfasilitasi penyediaan,<br />

pelatihan dan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pasal 133-134. Berdasarkan UU PA, pegawai negeri sipil di Aceh<br />

merupakan bagian dari pegawai negeri sipil nasional (Pasal 118). Gubernur merekomendasikan komposisi pegawai negeri<br />

sipil untuk disetujui oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara melalui Menteri Dalam Negeri (Pasal 121). Lihat juga UU PA,<br />

Pasal 245 (juga menyatakan bahwa petugas WH dapat diangkat sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil).<br />

58<br />

Wawancara Human Rights Watch dengan Marzuki Abdullah, Kepala WH Aceh, Banda Aceh, 19 Mei 2010; wawancara Human<br />

Rights Watch dengan Mohammad Nazar, Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, 18 Mei 2010.<br />

59<br />

Rancangan Qanun Hukum Jinayat, Pasal 15-18. Penangkapan dilakukan dengan surat perintah penangkapan, kecuali jika<br />

para pelaku tertangkap basah.<br />

Menegakkan Moralitas 24

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!