indonesia1210inWeb
indonesia1210inWeb
indonesia1210inWeb
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
mendirikan pengadilan Syariah yang menangani perselisihan dalam hukum keluarga dan<br />
hukum sipil. 2<br />
Pada tahun 1976, sebuah gerakan separatis baru, Gerakan Aceh Merdeka atau GAM, mulai<br />
mempertanyakan klaim Jakarta untuk mengontrol provinsi tersebut. Para pemimpin GAM<br />
khususnya prihatin terhadap eksploitasi kekayaan dan sumber daya alam oleh Pemerintah<br />
Pusat, tetapi pada mulanya mereka terdorong oleh aspirasi mendirikan negara Islam<br />
sebagaimana pendahulu mereka, Darul Islam. 3 Awalnya, pasukan bersenjata Indonesia<br />
menekan gerakan tersebut, tetapi pada tahun 1990 Presiden Suharto menyatakan Aceh<br />
sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) dan mengadakan kampanye anti-pemberontakan<br />
hingga tahun 1998, dimana dalam periode tersebut militer melakukan pelanggaran hak asasi<br />
manusia dalam skala besar di Aceh. 4 Pasukan GAM juga melakukan pelanggaran-pelanggaran<br />
hak asasi manusia, termasuk pembunuhan orang-orang yang dicurigai sebagai “informan.” 5<br />
Paska pengunduran diri Presiden Suharto pada bulan Mei 1998, kelompok masyarakat sipil di<br />
Aceh bergerak cepat, mendesak Pemerintah Indonesia menangani pelanggaran hak asasi<br />
manusia yang terjadi selama dekade sebelumnya. 6 Pada awal tahun 1999, para aktivis pelajar<br />
Aceh mengadakan kampanye di tingkat provinsi untuk mendesak adanya referendum<br />
kemerdekaan dari Indonesia. Menyikapi hal tersebut, pada bulan September 1999, para<br />
pembuat kebijakan di Indonesia mengesahkan Undang-undang (UU) tentang<br />
Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Walaupun hal tersebut<br />
bukanlah yang diprioritaskan oleh para perwakilan GAM atau para aktivis pelajar, undangundang<br />
tersebut mencakup ketentuan yang memberikan pihak berwenang di Aceh hak untuk<br />
menerapkan Syariah, yang didefinisikan sebagai “tuntunan ajaran Islam dalam semua aspek<br />
kehidupan.” 7<br />
2<br />
Lihat International Crisis Group (ICG), Islamic Law and Criminal Justice in Aceh [Hukum Islam dan Peradilan Pidana di Aceh],<br />
Crisis Group Asia Report No. 117, 31 Juli 2006, hlm. 3. Edward Aspinall, Islam and Nation: Separatist Rebellion in Aceh, Indonesia<br />
[Islam dan Bangsa: Pemberontakan Separatis di Aceh, Indonesia] (2009), hlm. 33.<br />
3<br />
Edward Aspinall, Islam and Nation: Separatist Rebellion in Aceh, Indonesia [Islam dan Bangsa: Pemberontakan Separatis di<br />
Aceh, Indonesia] (2009), hlm. 199.<br />
4<br />
Setidaknya 1.000 warga Aceh dibunuh oleh angkatan bersenjata atau dinyatakan hilang dan kemudian ditemukan meninggal,<br />
puluhan ribu warga Aceh dipenjara dan disiksa dalam kamp-kamp militer, dan diperkosa sebagaimana dilaporkan secara luas.<br />
Human Rights Watch, Indonesia: The War in Aceh [Indonesia: Perang di Aceh], Vol. 13, No. 4 (C) (Agustus 2001),<br />
http://www.hrw.org/reports/2001/aceh/indaceh0801-02.htm#TopOfPage (diakses pada tanggal 31 Agustus 2010).<br />
5<br />
Human Rights Watch, Indonesia: Why Aceh is Exploding [Indonesia: Mengapa Aceh Meledak], Press Backgrounder, 27 Agustus<br />
1999, http://www.hrw.org/campaigns/indonesia/aceh0827.htm (diakses pada tanggal 31 Agustus 2010).<br />
6<br />
Para pejabat pemerintah secara resmi mengakhiri DOM dan mengeluarkan permohonan maaf secara publik kepada masyarakat<br />
Aceh, tetapi aparat militer tidak dituntut atas pelanggaran-pelanggaran masa lalu, dan aktivitas militer melawan GAM, disertai<br />
dengan pelanggaran hak asasi manusia yang terus meningkat tetap terjadi. Ibid.<br />
7<br />
Undang-undang No. 44/1999. Aspinall, hlm. 146, 209.<br />
Menegakkan Moralitas 14