EM | 6potong 1.25 mm terjadi ketidakstabilan prosespemotongan dimana terjadi kenaikan amplitude getaransecara tiba-tiba sebesar 3.4 kali dari sebelumnya denganfrekuensi 268 Hz dengan aplitude 4.1431 m/s 2 sehinggapada kedalam 1 mm disebut sebagai kedalaman potongkritis (a lim ).Hasil simulasi dengan eksperimen arah pemotongan ccwmenunjukkan hasil yang cenderung sama yaitu untuksimulasi alim = 0.942 mm sedangkan a lim eksperimenccw = 1 mm. Namun berbeda dengan a lim eksperimenpemotongan arah cw yaitu 1.75 mm, artinya cukup jauhperbedaannya. Hal ini dipengaruhi oleh banyak haldiantaranya proses pemotongan arah cw lebih stabilkarena system pemotongan masih dapat menyerapgetaran hingga amplitude yang terjadi tidak melewatiambang batas getaran mesin perkakas, seperti ketetapanDimarogonas 2.5 m/s 2 [2]. Suzuki, dkk ketika menelitistabilitas chatter pada proses bubut plung cutting jugamenemukan hal yang sama, yaitu pemotongan arah cwlebih stabil daripada ccw [11].Pengaruh Kedalaman Potong terhadap StabilitasPemotonganPerbedaan kedalaman potong (a) yang akanmenyebabkan perbedaan lebar gram (b) sehinggamenyebabkan perbedaan gaya potong (F) (gaya eksitasi).Perbedaan gaya potong ini akan menyebabkanterjadinya perbedaan stabilitas. Persamaan yangmenggunakan pemotongan miring (oblique cutting)seperti pada penelitian ini penentuan gaya potongdidekati dengan pemotongan orthogonal karena cukupsulit menentukan gaya potong pada pemotongan miring.Rochim [10] dan Schmitz & Smith [8] memperkirakangaya potong oblique cutting sebagai berikut.F = K s .A (22)dimana,F = gaya potong total pada pemotongan logamK s = gaya potong spesifik.A = penampang geramdimana nilai A = b.hafdengan nilai b = dan h = [9]sin κrsin κrsehingga persamaan gaya potong sekarang adalaha fF = Ks..(23)sin κrsin κrSehingga dari persamaan tersebut kedalaman potong (a)akan menyebabkan perbedaan gaya potong sebagaieksitasi system getaran pada proses turning.4. KesimpulanPemotongan cw lebih stabil (tidak udah terjadi chatter)dari pada arah ccw.5. Daftar Acuan[1]. Boothroyd, G. (1989). Fundamentals of Machiningand Machine Tools, Marcel Dekker, Inc.[2]. Dimarogonas, D.A., (1992). Vibration forEngineers, Prentice-Hal, Inc.[3]. Koenigsberger, F. and J. Tlusty, (1970). MachineTool Structures Volume 1. Pergamon Press,England.[4]. Xiao, M., Karube, S., Soutome, T., Sato, K. (2002).“Analysis of chatter suppression in vibrationcutting”, International Journal of Machine Tools& Manufacture, Vol. 42, hal. 1677–1685.[5]. Insperger, T dan Stepan, G. (2002). “ChatterSuppression of Turning Process VI-A PeriodicModulation of the Spindle Speed a 1 DoFAnalysis”, Proceeding of third on ConferenceMechanical Engineering, Eds.: (tidak ada),Budapest University of Technology andEconomics, hal. 720-724.[6]. Kebdani, S., Sahli, A., Rahmani, O., Boutchiha, D.,Berlabi, A. (2008). “Analysis of Chatter Stabilityin Facing”, Journal of Applied Sciences 8, No. 11,hal. 2050-2058.[7].Chang, S.H., Kim, P.J., Lee, D.G., dan Choib, J.K.,(2001). “Steel-Composite Hybrid Headstock forHigh Precision Grinding Machine”, JournalComposite Structures, Elsevier Science. Vol. 53,hal. 1-8.[8]. Schmitz, Tony L dan Smith, Kevin S. (2009).Machining Dynamics Frequency Response toImproved Productivity. Springer Science BusinessMedia, LLC.[9]. Tlusty, J. (1986). “Dynamics of High-SpeedMilling”, Journal of Engineering for Industry-ASME. Vol. 108/59. hal 59-67.[10]. Rochim, Taufiq (1993). Teori dan TeknologiProses Pemesinan. Laboratorium Teknik ProduksiJurusan Teknik Mesin FTI–ITB, Bandung.[11]. Suzuki, N., Nishimura, K., Shamoto, E. (2010).“Effect of Cross Transfer Function on ChatterStability in Plunge Cutting”, Journal of AdvancedMechanical Design, System, and Manufacturing.Vol. 4. No. 5. hal. 883-891.Hasil simulasi dengan eksperimen pada proses turningarah ccw menunjukkan hasil yang mendekati sama yaitua lim hasil simulasi menunjukkan 0.924 mm sedangkandan a lim hasil eksperimen menunjukkan 1 mm. Namun,berbeda dengan arah cw yang menunjukkan 1.75 mm.ISBN: 978-602-97832-0-9SNTE-<strong>2012</strong>
EM | 7INTEGRASI SUMBER RENEWABLE ENERGY PADA SISTEM DISTRIBUSIMENGGUNAKAN METODE DIRECT Z BR +IPSOMat Syai’in 1 , Adi Soeprijanto 2 , Ontoseno Penangsang 3 , Jamal Darusalam Giu 41. Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia2, 3, 4. Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sukolilo, Surabaya, 60111, IndonesiaE-mail: matt.syaiin@gmail.com, adisupits@gmail.com, zenno_379@yahoo.com, jamaldarusalam@gmail.comAbstrakPerkembanganDistributed Generator (DG) dan konsep microgrid mengharuskan perubahan sistem jaringan distribusidari pasif menjadi aktif. Sistem distribusi aktif harus mampu mengakomodir keberadaan DG baik yang dioperasikansebagai bus generator (PV bus) ataupun sebagai bus beban (PQ bus). Karakteristik sistem distribusi yang unik membuatmetode power flow seperti Newton Raphson [1] dan Fast Decouple [2] yang biasa digunakan untuk meganalisis sistemtransmisi tidak bisa diaplikasikan pada sistem distribusi. Salah satu metode yang mampu menganalisis sistem distribusiadalah metode yang dibangunberdasarkanForward-Backward (FB)[3] seperti metode loopframe[4], FFRPF[5], dandirect-Z BR [6]. Namun metode-metode tersebut tidak mampu mengakomodir DG sebagai PV bus. Untukmengintegrasikan DG dari jenis sumber renewable energy ke sistem distribusi, diperlukan pemodelan sumberrenewable energy dan metode power flow yang mampu menangani karaktersistik sistem distribusi yang unik. Untukmengatasi masalah-masalah tersebut metode yang diajukan dalam penelitian ini adalah direct-Z BR + IPSO. Direct-Z BRmempunyai algoritma yang sederhana yang dibangun berdasarkan teori Graph dalam bentuk matriks sederhana yangmampu mengatasi karakteristik sistem distribusi yang unik. Sedangkan ImproveParticle Swarm Optimization (IPSO)[7]digunakan untuk memodifikasi direct-Z BR dalam rangka mengakomodir sumber-sumber renewable energy sebagai PVbus.Keywords: electric distribution system, renewable energy sources, power flow analysis, direct-Z BR , IPSO.1. PendahuluanIntegrasi sumber-sumber renewable energy ke sistemdistribusi, memerlukan power flow sebagai alat untukmenganalisis performansi sistem. Karena sistemdistribusi memiliki karakter yang unik, metode powerflow seperti Newton Raphson [1] dan Fast Decouple [2]yang biasa digunakan untuk menganalisis sistemtransmisi tidak bisa diaplikasikan pada sistem distribusi.Hal ini karena metode-metode tersebut dibangunberdasarkan asumsi sistem tiga fasa yang seimbang.Beberapa metode telah dikembangkan untukmenganalisis sistem distribusi seperti FB [3],loopframe[4], FFRPF [5], direct-Z BR [6]. Metodemetodetersebut mampu menganalisis sistem distribusidengan akurat namun metode-metode tersebut tidakmempunyai algoritma yang dapat mengakomodir PVbus. Untuk dapat mengintegrasikan sumber renewableenergy kedalam sistem distribusi maka mutlak harusditambahkan sebuah algoritma tambahan pada metodemetodetersebut. Disisi lain metode power flow tiga fasaberbasis sequence component (SPF-NR) [8] dapatdengan mudah mengakomodir masalah PV bus padasistem distribusi, tetapi metode tersebut tidak dapatmengakomodir sistem lateral (jaringan dua fasa dan satufasa). Sehingga untuk mengatasi permasalahan integrasisumber renewable energy ke sistem distribusi metodeyang diajukan adalah menambahkan IPSO pada metodepower flowdirect-Z BR untuk mengatasi masalah PV bus.IPSO dipilih karena mempunyai algoritma yangsederhana, tidak membutuhkan derivation function,serta mudah dikombinasikan dengan metode optimasiyang lain untuk meningkatkan performansi sistem.2. Metode PenelitianMetode yang digunakan pada penelitian ini terdiri daridua tahap. Tahap pertama semua PV bus dianggapsebagai PQ bus sehingga sistem distribusi dapatdianalisis dengan mudah menggunakan metode direct-Z BR. Tahap kedua IPSO digunakan sebagai metodeoptimisasi untuk mencari nilai Q yang dibutuhkan olehPV bus untuk mempertahankan magnitude teganganpada nilai acuan.SNTE-<strong>2012</strong> ISBN: 978-602-97832-0-9
- Page 1 and 2:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 3 and 4:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 5 and 6:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 7 and 8:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 9 and 10:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 11 and 12:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 13 and 14:
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
- Page 15 and 16:
TE | 1PERANCANGAN GRAPHICAL USER IN
- Page 17 and 18:
TE | 3Gambar 5 fungsi keanggotaan d
- Page 19 and 20:
TE | 5• E_Z dan DE_Z• E_PS dan
- Page 21 and 22:
TE | 7DATA LOGGER SENSOR SUHU BERBA
- Page 23 and 24:
TE | 9digunakan dan ditinggalkan un
- Page 25 and 26:
TE | 11Pengujian ini juga dilakukan
- Page 27 and 28:
TE | 13INSTRUMEN PENGUJIAN BUTA WAR
- Page 29 and 30:
TE | 15b. Deutanopia adalah ganggua
- Page 31 and 32:
TE | 172. Operating System : Window
- Page 33 and 34:
TE | 19Tes kedua adalah tes farnswo
- Page 35 and 36:
TE | 21DAFTAR PUSTAKA[1]. Birch, J.
- Page 37 and 38:
TE | 232004). FPGA memiliki 3 kompo
- Page 39 and 40:
TE | 25yang terdiri dari 9 citra wa
- Page 41 and 42:
TE | 27MODEL SISTEM KONTROL PEMILAH
- Page 43 and 44:
TE | 29energi mekanik berlangsung m
- Page 45 and 46:
TE | 31- Panjang : 4 cm, 6 cm, 8 cm
- Page 47 and 48:
TE | 33motor pendorong tidak aktif.
- Page 49 and 50:
IMPLEMENTASI KONTROL OTOMASITISASI
- Page 51 and 52:
TE | 37Rangkaian transistor sebagai
- Page 53 and 54:
TE | 39untuk mengetahui besarnya te
- Page 55 and 56:
TE | 41kecepatan yang semakin menuj
- Page 57 and 58:
TE | 43Proses implementasi dari sis
- Page 59 and 60:
TE | 45• Post mortem review, meng
- Page 61 and 62:
TE | 47terdapat pada dialog box ter
- Page 63 and 64:
T L | 1KONVERTER AC-DC TIGA FASA TE
- Page 65 and 66:
T L | 3frekuensi. Panel kontrol dit
- Page 67 and 68:
T L | 5THDAlpha( α )ESS20 75,73 -2
- Page 69 and 70:
T L | 7ANALISA DGA TERHADAP KINERJA
- Page 71 and 72:
T L | 9a. ONAN : Oil Natural Air Na
- Page 73 and 74:
T L | 11Menentukan himpunan dariset
- Page 75 and 76:
T L | 13Pada himpunan fuzzy nilai k
- Page 77 and 78:
T L | 15beroperasi terhubung dengan
- Page 79 and 80:
T L | 17Gambar 6.(a) Zeta-Cuk based
- Page 81 and 82:
T L | 196. Pengujian Parallel UPS d
- Page 83 and 84:
T L | 21[9.] Chien Liang Chen, Jih-
- Page 85 and 86:
T L | 23sudah cukup untuk memenuhi
- Page 87 and 88:
T L | 25Gambar 3: Tampak atas penem
- Page 89 and 90:
T L | 27Skenario berikutnya adalah
- Page 91 and 92:
TL | 29RANCANGAN DAN UJICOBA PROTOT
- Page 93 and 94:
TL | 31keluar dipasang turbin air y
- Page 95 and 96:
TL | 33BASELINE ENERGY USE BASED RE
- Page 97 and 98:
TL | 35representing 36% of total nu
- Page 99 and 100:
TL | 37collected from the survey. F
- Page 101 and 102:
TL | 39cukup diproteksi oleh satu a
- Page 103 and 104:
TL | 41Ketidak seimbangan arus pada
- Page 105 and 106:
TL | 43EFISIENSI ENERGI LISTRIK MEN
- Page 107 and 108:
TL | 45yang dirangkai secara seri p
- Page 109 and 110:
TI | 1RANCANGAN SISTEM INFORMASI PE
- Page 111 and 112:
TI | 3buku - buku terbaru sehingga
- Page 113 and 114:
TI | 535, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 5
- Page 115 and 116:
TI | 7Tabel 2. Kuantifikasiselhasil
- Page 117 and 118:
T I | 9ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KE
- Page 119 and 120:
T I | 11z*∑j=1=n∑j=1ISBN: 978-6
- Page 121 and 122:
TI | 13PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRI
- Page 123 and 124:
TI | 15Untuk aplikasi pada sistem k
- Page 125 and 126:
TI | 17Tabel 6 Analisa Pengaruh Per
- Page 127 and 128:
TI | 19Gain (dB)Gambar 9 Grafik Per
- Page 129 and 130:
TI | 21nilai return loss -10 dB pad
- Page 131 and 132:
T I | 23KAJIAN PEMILIHAN CIRI SEQUE
- Page 133 and 134:
T I | 25maka keluarkan ciri tersebu
- Page 135 and 136:
T I | 272. Citra daerah Kalimantan
- Page 137 and 138:
T I | 292. Untuk 2 data citra Radar
- Page 139 and 140:
T I | 31QRCode adalah sebuah bentuk
- Page 141 and 142:
T I | 33EMAN Flash Account. Penguji
- Page 143 and 144:
T I | 35untuk mengelola data pemoho
- Page 145 and 146:
T I | 37STARTid_kat_beasiswa int(4)
- Page 147 and 148:
T I | 39Jurusan akan membuka halama
- Page 149 and 150:
T I | 41memberikan beasiswa. Submen
- Page 151 and 152:
T I | 43‘Lunas’ apabila peserta
- Page 153 and 154:
T I | 45RANCANG BANGUN MULTIBAND BA
- Page 155 and 156:
T I | 47diperlukan modifikasi konfi
- Page 157 and 158: T I | 49frekuesi tengahnya sebesar
- Page 159 and 160: T I | 51mengalami pergeseran nilai.
- Page 161 and 162: T I | 532. Metode PenelitianLangkah
- Page 163 and 164: T I | 5571,228.07,260612,,*21$GPRMC
- Page 165 and 166: T I | 574. SimpulanMonitoring posis
- Page 167 and 168: T I | 59memperbaiki citra dengan ca
- Page 169 and 170: T I | 61Untuk setiap citra uji dila
- Page 171 and 172: T I | 63[2] W. Sulistyo. Yos, R.B.
- Page 173 and 174: T I | 65komputasi paralel. Sebagian
- Page 175 and 176: T I | 67disusun ke dalam rak memben
- Page 177 and 178: T I | 69ParameterData CenterServerS
- Page 179 and 180: T I | 71server, dan proses komputas
- Page 181 and 182: T I | 73SISTEM PREDIKSI MAHASISWA D
- Page 183 and 184: T I | 75a. Penghasilan orang tua di
- Page 185 and 186: T I | 7710,50,250MUDA PAROBAYA TUA2
- Page 187 and 188: TI | 791,2APLIKASI E-LEARNING KRYPT
- Page 189 and 190: TI | 81file audio dan video dan uru
- Page 191 and 192: TI | 833. Dapat membantu pengguna d
- Page 193 and 194: TI | 85bahasa script PHP secara tam
- Page 195 and 196: TI | 873. ANALISIS DAN PERANCANGANS
- Page 197 and 198: TI | 894.8 Tampilan Menu Log Off[6]
- Page 199 and 200: TI | 91....... (1)R’= (4/3) x R .
- Page 201 and 202: TI | 93ekstraksi ground clutter yan
- Page 203 and 204: EM | 1ANALISIS SIMULASI UNTUK MEMPR
- Page 205 and 206: EM | 31H ( iΩ) =m(7)k 2- Ω + irΩ
- Page 207: EM | 5sebelumnya yaitu Chang, dkk,
- Page 211 and 212: EM | 9Tegangan branch (VV BBBB ) di
- Page 213 and 214: EM | 113. Simulasi pada kondisi PQ
- Page 215 and 216: EM | 13Mag. (p.u.)1.510.503ZBR-PSO
- Page 217 and 218: EM | 15PERUBAHAN JARAK ELEKTRODA TE
- Page 219 and 220: EM | 17yang digunakan pada proses e
- Page 221 and 222: EM | 193. Hasil dan PembahasanPada
- Page 223 and 224: EM | 21Penelitian, Jurusan Teknik E
- Page 225 and 226: HU | 2usaha membela negara melalui
- Page 227 and 228: Penjelasan:Kategori 1: pedagogik ko
- Page 229 and 230: HU | 6Faktor Eskternal1) Kemajuan t
- Page 231 and 232: Tabel 6: Rancangan Pembelajaran Pen