12.07.2015 Views

Buku Prosiding Seminar Nasional Tahun 2012 - ELEKTRO ...

Buku Prosiding Seminar Nasional Tahun 2012 - ELEKTRO ...

Buku Prosiding Seminar Nasional Tahun 2012 - ELEKTRO ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EM | 9Tegangan branch (VV BBBB ) diperoleh dengan mengalikanmatriks Z BR dengan arus branch II (kk) BBBBseperti padapersamaan (5) berikut:VV (kk) (kk)BBBB= ZZ BBBB ∗ II BBBB(5)Akhirnya, nilai VV bbbbbb pada iterasi selanjutnya didapatkandengan persamaan (6) berikut:VV (kk+1) bbbbbb= VV BBBBBBBBBB + KK tt (kk)∗ VV BBBB(6)Dengan VV BBBBBBBBBB adalah tegangan pada setiap bus padakondisi awal yang diset sama dengan tegangan referensi,atau dengan kata lain VV BBBBBBBBBB adalah tegangan setiap buspada kondisi tanpa beban (no-load voltage). Proses(kk+1)iterasi akan berhenti jika ∆VV BBBBBBlebih kecil daritoleransi dan ∆VV (kk+1) BBBBBBadalah perbedaan tegangan antaraVV (kk) BBBBBBdengan VV (kk+1) BBBBBB.Tahap 2: Menggunakan IPSO sebagai metode untukmengakomodir PV busPada tahap ini, IPSO digunakan untuk mengoptimasinilai daya reaktif (QQ pppp ) yang diperlukan oleh setiap fasapada PV bus untuk menjaga magnitude tegangan padaPV bus (VV pppp ) tetap berada pada setpoint.IPSO yang digunakan pada penelitian ini dikembangkanoleh Jong Bae Park dan kawan-kawan[7]. Berbedadengan PSO standar yang dikembangkan oleh Kennedydan Ebenhart[11-12], IPSO memiliki algoritmatambahan yang disebut “chaotic sequences” sebagaiteknik yang menjamin proses pencarian sebuah solusiglobal menjadi lebih cepat sekaligus memperkecilkemungkinan untuk terjebak ke dalam solusi local.Formula “chaotic sequences” yang dapat digunakanuntuk mempercepat pencarian solusi global – contohsebuah faktor – dapat ditulis sebagai berikut:fk = µ . fk − 1.(1 − fk− 1)Faktor ini merupakan turunan dari phenomenon iteratoryang disebut logistic map. Nilai faktor-faktor akanberisi perkalian weight factor of position denganvelocity transition equation:ωnew= ω.fPerpindahan posisi tersebut dipercepat untukmendapatkan kondisi menuju solusi global optimum.Gambar 2 adalah diagram alir dari metode yangdiajukan dalam penelitian ini yaitu mengintegrasikansumber renewable energy sebagai PV bus kedalamanalisa power flow tiga fasa tak seimbang pada sistemdistribusi radial dengan menggunakan IPSO. Diagramalir tersebut merupakan perpaduan dari tahap 1 dantahap 2 yang dijalankan bersama. Secara lengkaptahapan tersebut adalah sebagai berikut:1. Baca data (data beban dan data jaringan).2. Inisialisasi populasi dari QQ pppp pada setiap PV bussesuai dengan jumlah fasanya.3. Cek QQ pppp untuk memastikan bahwa QQ pppp beradapada batas yang diijinkan (Q ≥ Q min dan Q ≤ Q max ).Jika QQ pppp lebih besar dari QQ mmmmmm , maka QQ pppp harusdiatur sama dengan QQ mmmmmm , demikian sebaliknyajika QQ pppp kurang dari QQ mmmmmm , maka QQ pppp harus diatursama dengan QQ mmmmmm . Catatan: hanya QQ pppp yangberada di dalam batas yang diijinkan untuk menujuke proses selanjutnya.4. Jalankan direct-ZBRpower flow untukmendapatkan nilai tegangan pada setiap bus.5. Khusus untuk PV bus, nilai VV ppvv yang dihasilkandari direct-ZBRpower flow dengan mengacu padanilai QQ pppp dibandingkan dengan VV pppp setpoint yangbertujuan untuk mendapatkan ∆VV pppp . Jika ∆VV pppp kurang dari toleransi berarti nilai QQ pppp yangdiinginkan telah didapat. Namun jika ∆VV pppp lebihbesar dari toleransi maka QQ pppp harus di-updatemenggunakan IPSO untuk mendapatkan nilai QQ ppppyang baru.6. Perlu dicatat: jika ∆VV pppp lebih besar dari padatoleransi, tetapi nilai QQ pppp sudah berada pada batasoptimum itu berarti QQ pppp tidak mencukupi untukmempertahankan VV pppp pada setpoint. Pada kondisiini status bus harus diubah dari PV bus menjadiPQ bus dan nilai Q diset optimum.SNTE-<strong>2012</strong> ISBN: 978-602-97832-0-9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!