19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

QUR’AN 41:9‐12, “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang<br />

menciptakan bumi dalam dua masa <strong>dan</strong> kamu adakan sekutu‐sekutu bagi‐Nya?<br />

(Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam”. Dan Dia menciptakan di<br />

bumi itu gunung‐gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya <strong>dan</strong> Dia<br />

menentukan pa<strong>dan</strong>ya kadar makanan‐makanan (penghuni) nya dalam empat masa.<br />

(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang‐orang yang bertanya. Kemudian Dia<br />

menuju langit <strong>dan</strong> langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepa<strong>dan</strong>ya<br />

<strong>dan</strong> kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah‐Ku dengan suka<br />

hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka<br />

Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa <strong>dan</strong> Dia mewahyukan pada tiap‐<br />

tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang‐bintang<br />

yang cemerlang <strong>dan</strong> Kami memeliharanya dengan sebaik‐baiknya. Demikianlah<br />

ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”<br />

Hal yang menimbulkan tanda tanya ialah mengenai jumlah masa (hari), pada bagian<br />

pertama dikatakan enam hari (masa) se<strong>dan</strong>gkan pada bagian kedua nampaknya terdiri<br />

<strong>dan</strong> delapan masa (hari). Mungkin ahli Islam memiliki cara menafsirkan. Saya kira kita<br />

dapat mengatakan bahwa ada jumlah hari yang tumpang tindih. Hal lain yang agak<br />

aneh bagi saya adalah bahwa langit <strong>dan</strong> bumi “berbicara” dengan Allah. Apakah ini<br />

Puisi? Kisah? Bagaimana itu diterapkan dalam ilmu pengetahuan?<br />

QUR’AN 88:17‐20, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia<br />

diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung‐gunung bagaimana<br />

ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”<br />

Apakah Al‐qur’an mengajarkan bahwa bumi itu datar? Apakah ini tafsiran yang<br />

tidak “fair” terhadap Al‐qur’an? Hingga kini, ada beberapa sarjana Al‐Qu’ran dari Arab<br />

yang terus mempertahankan bahwa dunia ini datar berdasarkan ayat ini <strong>dan</strong> ayat‐ayat<br />

lain yang mirip dalam Al‐qur’an.<br />

Mari kita lihat apakah ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada catatan Alkitab<br />

yang ditulis hampir 2.000 tahun sebelum Muhammad lahir (Catatan Alkitab cukup<br />

panjang, jadi saya hanya menunjukan bagian‐bagian tertentu. Saya mendorong Anda<br />

untuk melihat seluruh teks).<br />

Kejadian 1:1, “Pada mulanya Allah menciptakan langit <strong>dan</strong> bumi.”<br />

Langit <strong>dan</strong> bumi merupakan ungkapan dalam bahasa Ibrani yang berarti segala<br />

sesuatu yang ada. Sekarang ini kita menggunakan istilah “Alam Semesta”. Sebelum<br />

terjadinya ledakan dahsyat (the Big Bang), tidak terdapat sesuatu pun. Ruang yang<br />

hampa pun masih belum ada. Lalu dengan tiba‐tiba, ilmu pengetahuan belum dapat<br />

menjelaskan mengapa demikian, suatu zat muncul, zat yang tidak lebih besar daripada<br />

sebuah mata jarum. Maka dimensi ruang <strong>dan</strong> waktu pun mulai pada saat itu. Zat itu<br />

meledak <strong>dan</strong> memuai keluar, menjadi makin besar, lebih besar daripada bimasakti kita.<br />

hanya dalam waktu satu mikro‐detik.<br />

AYUB 26:7, “Allah membentangkan utara di atas kekosongan, <strong>dan</strong> menggantung‐<br />

kan bumi pada kehampaan.”<br />

(Huruf tebal dari penulis)<br />

99

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!