Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
Serdadu Romawi selalu membawa sebuah tombak, berbentuk sebatang besi<br />
yang pada ujungnya terdapat mata tombak yang runcing. Dengan tangkas ia<br />
dapat menikam musuh dengan tombak itu, atau ia dapat melemparkannya<br />
kepada musuh dari jarak jauh. Begitu ia tidak lagi memegang tombak, maka<br />
tangan kanannya akan dengan <strong>sang</strong>at cepat mencabut pe<strong>dan</strong>g dari sarungnya.<br />
Dalam pertempuran jarak dekat, senjata terakhir yang dia cabut dari sisi<br />
pinggangnya sebelah kiri adalah <strong>sang</strong>kur. Para pengawal itu akan bekerja sama<br />
dalam suatu pertarungan melawan musuh, mereka bertempur bagaikan satu<br />
kesatuan. Dengan menyandarkan punggung mereka pada tembok <strong>dan</strong> saling<br />
melindungi secara berdampingan satu dengan yang lainnya, mereka bahkan<br />
mampu membendung suatu kekuatan musuh yang besar jumlahnya.<br />
Sangat tidak mungkin para murid Yesus dapat mengalahkan serdadu‐<br />
serdadu Romawi <strong>dan</strong> mengambil mayat Yesus, karena mereka se<strong>dan</strong>g dalam<br />
ketakutan. Sejak Yesus ditangkap di Taman Getsemani, hampir mereka semua<br />
lari tunggang langgang meninggalkan Yesus kecuali Petrus yang berani<br />
mengikuti dari jauh tetapi kemudian juga menyangkal Yesus dalam ketaku‐<br />
tannya.<br />
Alasan lain yang paling kuat ialah pada waktu Yesus menampakan diri<br />
kepada mereka, mereka semua se<strong>dan</strong>g bersembunyi dalam ruangan tertutup<br />
karena ketakutan (Yohanes 20:19). Bagaimana mungkin para murid yang<br />
ketakutan ini bertekad pergi mengalahkan para serdadu Romawi <strong>dan</strong><br />
mengambil mayat Yesus. Jika fakta menunjukkan bahwa para serdadu Romawi<br />
itu telah kehilangan satu nyawanya saja pada hari itu, maka para pastilah para<br />
murid Yesus akan dikejar tanpa ampun <strong>dan</strong> dibunuh bagaikan anjing kampung.<br />
Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa mereka tidak diapa‐apakan, bah‐<br />
kan dibiarkan memberitakan Injil secara terbuka, tanpa melancarkan tuduhan<br />
apapun terhadap mereka, bahkan berlangsung bertahun‐tahun lamanya setelah<br />
peristiwa itu. Nampaknya mereka tidak bodoh untuk menyerang begitu saja<br />
kepada para serdadu jaga Romawi.<br />
2. Suatu dugaan lain yang banyak disebarkan orang ialah bahwa Yesus tidak<br />
pernah mati di kayu salib. Ia hanya sekadar pingsan, kemudian waktu berada di<br />
dalam kuburNya, Ia berhasil hidup kembali setelah siuman, menggulingkan<br />
batu penutup pintu kubur, melangkah ke luar lalu kabur. Dugaan semacam ini<br />
tidaklah masuk akal, oleh karena orang haruslah memahami, betapa kejamnya<br />
aniaya serta perlakuan ganas yang telah menimpa Yesus, sehingga seluruh<br />
tubuhNya ambruk binasa karenanya. Marilah kita melihat beberapa faktanya:<br />
▪ Yesus dicambuk dengan cemeti Romawi. Cemeti yang dipakai itu<br />
adalah cambuk Romawi, terbuat dari rantai besi, dengan tiga utas<br />
ekornya yang memanjang diikat dengan tulang atau logam yang<br />
ujungnya tajam. Benda tajam itu akan tertancap masuk ke dalam<br />
daging <strong>dan</strong> otot, bahkan sampai daging <strong>dan</strong> otot terbuka menganga<br />
<strong>dan</strong> tulang korban pun kelihatan. Ekor‐ekor cemeti yang panjang itu<br />
mendera punggungNya, kemudian diayunkan berputar sehingga<br />
membuat luka yang menganga di dadaNya. Mereka dera lagi paha<br />
sampai ke kakiNya, menimbulkan luka‐luka yang menganga.<br />
Hukuman cambuk bagi umat Yahudi hanya dibatasi sampai tiga puluh<br />
sembilan pukulan, akan tetapi yang mencambuk Yesus adalah<br />
79