19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

Saat itu mereka tidak membawa apa‐apa, namun sekarang Ia menganjurkan mereka<br />

untuk membawa sedikit uang, dengan sebuah pundi‐pundi, <strong>dan</strong> sebuah (makairan:<br />

pe<strong>dan</strong>g, pisau). Pe<strong>dan</strong>g atau pisau semacam ini biasa dibawa oleh setiap orang yang<br />

bepergian ke luar kota, untuk dapat melindungi diri dari serangan binatang buas atau<br />

serangan penyamun. Kata yang sama dipakai dalam Septuaginta (terjemahan<br />

Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) dalam Kejadian 22:6, sesungguhnya berarti<br />

“pisau”.<br />

Dalam Lukas 22:38, ketika murid‐murid Yesus mengatakan bahwa ada dua pe<strong>dan</strong>g,<br />

Ia berkata itu sudah cukup. Dua pe<strong>dan</strong>g ini tidak lain adalah dua buah pisau dapur,<br />

kalau dua buah pisau dapur dikatakan cukup untuk 13 orang, pastilah maksud<br />

pemakaiannya bukan untuk perang.<br />

Memang patut diakui bahwa umat Israel pernah melancarkan perang di dalam<br />

Perjanjian Lama. Yosua 6:21, Bilangan 31, <strong>dan</strong> 1 Raja‐raja 18:40 adalah contoh‐<br />

contohnya. Mengapa Tuhan memerintahkan umat Israel membunuh setiap orang laki‐<br />

laki, perempuan <strong>dan</strong> anak‐anak? Saya sama sekali tidak mengerti, namun dari<br />

penelitian para arkeolog kita benar‐benar tahu bahwa sudah menjadi kebiasaan bagi<br />

setiap keluarga di Kanaan untuk melemparkan salah satu anak mereka ke dalam api<br />

Molok sebagai kurban atau persembahan. Allah tidak menginginkan itu, Allah<br />

mengasihi anak‐anak kecil (Markus 9:36, 10:13‐16, Lukas 17:2).<br />

Mungkin alasan mengapa Allah memerintahkan Yosua <strong>dan</strong> yang lain untuk<br />

membunuh orang‐orang dalam seluruh kota adalah supaya seluruh kebudayaan yang<br />

kafir dapat dibasmi seutuhnya. Kemungkinan satu generasi, termasuk anak‐ anak harus<br />

mati supaya tidak akan ada lagi anak‐anak yang akan dibunuh oleh orang‐orang tua<br />

mereka pada generasi‐generasi berikut.<br />

Meskipun begitu, perintah Tuhan ini hanya berlaku bagi kota‐kota tertentu, pada<br />

masa tertentu <strong>dan</strong> dalam kurun waktu sejarah tertentu pula: sekitar 1400 tahun<br />

sebelum Masehi. Ayat yang pertama di dalam Bilangan 31, misalnya, menyatakan, Allah<br />

berfirman kepada Musa… “Tuhan memberi perintah kepada Musa agar umat Israel<br />

melakukan pembalasan terhadap bangsa Midian,” akan tetapi kepada kita tidak pernah<br />

Allah memberi perintah semacam itu”.<br />

Tidak terdapat satu ayatpun dalam seluruh Perjanjian Baru yang menganjurkan<br />

perang, akan tetapi di dalam Al‐qur’an ada banyak ayat menyangkut perang.<br />

Para pembela kaum Islam menekankan bahwa perang yang dilancarkan<br />

Muhammad bersifat membela diri, akan tetapi <strong>sang</strong> nabi berseru untuk melancarkan<br />

peperangan, agar terus mengepung <strong>dan</strong> mengejar musuh sampai dapat. Mereka tidak<br />

boleh lolos. Dia menyerukan kepada para pengikutnya agar mengintai mereka di mana‐<br />

mana lalu membunuh mereka di mana saja ditemukan.<br />

Ia memberi perintah supaya kepala musuh‐musuhnya dipenggal <strong>dan</strong> kaki‐tangan<br />

mereka dipotong. Ia mengatakan bahwa tindakan semacam ini harus terus dilakukan<br />

sampai mereka memeluk agama Islam, <strong>dan</strong> “agama Allah (Islam) menjadi penguasa<br />

tunggal”. Ini jelas merupakan pernyataan perang yang <strong>sang</strong>at agresif. Sifatnya<br />

menyerang, oleh karena menurut kamus apapun itu tidak dapat diartikan lain. Orang<br />

yang se<strong>dan</strong>g menyerang tidak mungkin dikejar, orang yang melarikan dirilah yang<br />

dikejar.<br />

Lagi pula, ayat‐ayat ini merupakan ayat‐ayat baru turun di Medinah. Ini merupakan<br />

perintah Al‐qur’an yang paling baru, sehingga masih tetap berlaku bagi kaum Muslim<br />

modern yang hidup di abad ke‐21 Namun tentu saja, orang‐orang Muslim biasa yang<br />

mempunyai akal sehat <strong>dan</strong> yang tinggi nilai kemanusiaannya, akan mengabaikan saja<br />

ayat‐ayat semacam ini.<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!