19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

Yesus, bersama para murid‐Nya sering mengutip Perjanjian Lama, namun pada<br />

umumnya mereka mengutip ayat‐ayat kitab Suci itu dari LXX (terjemahan Perjanjian<br />

Lama dalam bahasa Yunani, yang disebut Septuaginta). Dalam hal ini yang menarik<br />

ialah bahwa Septuaginta justru memuat tambahan nyanyian mazmur yang di temukan<br />

pada Gulungan Naskah Laut Mati juga, pada beberapa tempat di mana terdapat<br />

perbedaan kecil antara teks modern dengan teks Gulungan Naskah Laut Mati,<br />

seringkali Septuaginta memiliki teks yang sama dengan teks Gulungan Naskah Laut<br />

Mati. Nampaknya Septuaginta merupakan terjemahan dari sumber yang jauh lebih tua<br />

usianya daripada sumber naskah Ibrani yang kita miliki sekarang ini. Walaupun<br />

demikian, perbedaannya tidak seberapa besar.<br />

Pada hakikatnya, kita dapat memperlihatkan buku‐buku yang lebih tua lagi bahwa<br />

Perjanjian Lama tidak mengalami perubahan.<br />

Sebuah hiasan kecil terbuat dari perak ditemukan dalam sebuah kuburan di dekat<br />

Bait Allah oleh seorang ahli ilmu purbakala bernama Gabriel Barkay pada tahun 1979.<br />

Ucapan berkat yang ada dalam kitab Bilangan 6:24‐26 terukir pada bagian belakang<br />

hiasan itu. Kata‐katanya sama seperti yang tertera dalam Alkitab modern kita. Hiasan<br />

itu berasal dari sekitar tahun 600 sebelum Masehi. Jadi, meskipun buku‐buku tidak<br />

membawa kita kembali ke zaman Nabi Musa, kita sudah dibawa cukup jauh ke<br />

belakang sehingga kita bisa yakin bahwa pada dasarnya Alkitab kita masih<br />

mengandung kata‐kata yang sama seperti apa yang ditulis oleh Musa.<br />

Bukti­bukti Sejarah <strong>dan</strong> Arkeologi<br />

Beberapa buku untuk mendukung kebenaran isi kitab Perjanjian Lama berasal dari<br />

ilmu pengetahuan yang menyelidiki asal mula alam semesta atau secara khusus bumi.<br />

Kami akan membahas secara mendetail hal ini dalam pasal berikutnya. Untuk<br />

sementara kami akan memberikan penjelasan singkat tentang beberapa kisah Alkitab<br />

yang biasa kita dengar saat kita masih di Sekolah Minggu. Anda akan menyadari bahwa<br />

kisah‐kisah itu bukan legenda belaka, melainkan kisah nyata. Buku‐buku membenar‐<br />

kan hal ini.<br />

Air Bah<br />

Ada yang berpendapat bahwa peristiwa air bah dalam Perjanjian Lama tidak<br />

pernah terjadi. Tetapi itu memang terjadi. Di bawah ini beberapa hal dari sudut Ilmu<br />

Pengetahuan yang dapat mendukung kebenarannya.<br />

Penghitungan DNA Nenek Moyang Manusia<br />

Telah disebutkan sebelumnya bahwa berdasarkan tes DNA <strong>dan</strong> kromosom Y, umur<br />

manusia dapat ditentukan. Usia nenek moyang laki‐laki yang paling kemudian menurut<br />

metode ini adalah berkisar antara 35.000 hingga 47.000 tahun yang lalu. Walaupun<br />

demikian, para ilmuwan agak bingung, sebab usia perempuan terkemudian seharusnya<br />

sama dengan laki‐laki, karena dari keduanyalah kehidupan umat manusia dimulai.<br />

Akan tetapi sebaliknya, nenek moyang wanita yang paling kemudian berkisar antara<br />

3.000 sampai 30.000 tahun lebih tua dari laki‐laki. Bagaimana ini bisa terjadi?<br />

Metode analisis DNA <strong>dan</strong> kromosom Y selalu memberikan hasil yang sama dalam<br />

bi<strong>dan</strong>g‐bi<strong>dan</strong>g penelitian yang lain. Suatu penelitian di Finlandia menunjukkan bahwa<br />

dua metode ini, laki‐laki <strong>dan</strong> perempuan, memberikan hasil yang persis sama. Lalu<br />

59

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!