19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

mengapa studi atas perempuan <strong>dan</strong> lelaki memberikan hasil yang berbeda? Apa yang<br />

terjadi?<br />

Jawabannya dapat ditemukan dalam Kejadian 7:13<br />

Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa semua manusia adalah keturunan Nuh,<br />

istrinya <strong>dan</strong> ketiga anaknya beserta istri mereka (Kejadian 7:13). Maka umur nenek<br />

moyang yang paling kemudian adalah Nuh, tetapi perempuan‐perempuan dalam<br />

bahtera itu tidak ada hubungan darah secara langsung. Jadi. untuk mendapatkan umur<br />

nenek moyang perempuan‐perempuan itu, kita harus menarik kembali garis keturunan<br />

mereka maimg‐masing. Artinya kita harus kembali ke belakang sebelum terjadinya air<br />

bah, <strong>dan</strong> sudah tentu akan membuat umur nenek moyang perempuan lebih besar<br />

jumlahnya dari nenek moyang pria. Se<strong>dan</strong>gkan untuk menentukan nenek moyang pria,<br />

kita hanya perlu mengambil dari garis keturunan Nuh, karena mereka mempunyai<br />

kromosom yang sama dengannya. Inilah sebabnya mengapa usia nenek moyang<br />

perempuan berbeda 3.000–30.000 tahun lebih tua dari laki‐laki. Karena itu penelitian<br />

ini tidak hanya menentukan umur manusia, tetapi umur air bah juga.<br />

Tempat terjadinya Air Bah<br />

Pada kenyataannya, kebenaran bukti secara ilmu pengetahuan bertentangan<br />

dengan pan<strong>dan</strong>gan bahwa dulu air bah melanda hingga menutupi puncak gunung yang<br />

paling tinggi di seluruh belahan dunia. Mungkin karena selama ini mereka memiliki<br />

pan<strong>dan</strong>gan bahwa “seluruh bumi” adalah keseluruhan bumi seperti pada masa<br />

sekarang ini. Pada masa itu manusia belum terlalu banyak di bumi, sehingga jika Tuhan<br />

mau membinasakan seluruh manusia. Tuhan tidak perlu menutupi seluruh bumi,<br />

melainkan cukup “bumi” di tempat mereka berada, yaitu daerah sekitar mereka tinggal.<br />

Hal ini menunjukkan bahwa pada masa kuno ada air bah yang melanda suatu regional,<br />

bukan keseluruhan bumi (seperti sekarang).<br />

Buku tentang kebenaran sejarah air bah juga dapat ditemukan dalam literatur<br />

masyarakat kuno. Ada kira‐kira lebih dari 800 cerita tentang air bah dalam tujuh puluh<br />

bahasa yang berbeda. Semuanya menceritakan tentang air bah yang dahsyat, <strong>dan</strong> kira‐<br />

kira 85% dari mereka mengatakan bahwa ada satu kapal besar yang orang‐orangnya<br />

yang selamat dari air bah itu.<br />

Akan tetapi, kebanyakan cerita itu tidak realistis. Misalnya, cerita air bah versi<br />

Gilgames yang menyatakan ada satu bahtera kecil yang sebenarnya tidak layak<br />

berlayar. Padahal bahtera yang disebutkan dalam kitab Kejadian berukuran <strong>sang</strong>at<br />

besar: 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya <strong>dan</strong> 30 hasta tingginya –<strong>sang</strong>at layak<br />

untuk terapung dengan baik di atas permukaan air. Seorang insinyur perkapalan<br />

modern sekalipun tidak mungkin dapat memperbaiki desain ini. Bagaimana mungkin<br />

seorang tukang kapal yang kuno, yang tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang<br />

ilmu mekanika zat cair <strong>dan</strong> gas, membuat sebuah kapal yang demikian besar dengan<br />

keseimbangan yang begitu proporsional.<br />

Buku yang lain berasal dari bahasa China. Karakter atau huruf untuk kata ‘kapal’<br />

atau ‘perahu’ pada zaman dulu merupakan penggabungan atau kombinasi antara<br />

bejana + delapan + mulut. Mengapa delapan? Sebab ada delapan orang dalam kapal<br />

pertama yang besar, yaitu bahtera, <strong>dan</strong> delapan mulut untuk diberi makan. Karakter<br />

atau huruf China kuno untuk air bah merupakan kombinasi dari delapan + bersatu +<br />

bumi + air. Agama orang China mula‐mula percaya a<strong>dan</strong>ya satu Allah yang tunggal,<br />

yakni Kaisar di atas, yang memerintah dari surga ― Shang­Ti.<br />

60

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!