19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

PASAL 12<br />

Allah Menurut Konsep<br />

Al­quran<br />

Jika seorang muslim berkata ‘Allahmu <strong>dan</strong> Allahku adalah sama’, ada kemungkinan<br />

bahwa dia tidak mengerti Allah <strong>dan</strong> Kristus yang sebenarnya, atau dia memang<br />

sengaja bermaksud untuk mengaburkan perbedaan penting yang ada (Abd. Al Masih,<br />

“Who is Allah in Islam?” (Villach:Austria, Light of Life, 1985)<br />

“Allah” yang Sama?<br />

Pentingnya Mengetahui Perbedaan<br />

Kaum Islamis seringkali membuat pernyataan bahwa mereka adalah Kristen yang<br />

“benar <strong>dan</strong> sejati” bahwa jalan untuk mengikut Yesus adalah menjadi orang baik<br />

seperti ajaran dalam Islam. Mereka berpendapat bahwa Al‐Qur’an adalah wahyu<br />

terakhir, melengkapi Perjanjian Lama <strong>dan</strong> Perjanjian Baru, <strong>dan</strong> mereka akan<br />

menyatakan bahwa Allah mereka adalah Allah kita, <strong>dan</strong> akhirnya mereka mau kita<br />

mengikuti ajaran mereka. Peryataan ini dapat dilukiskan dalam analogi seperti berikut:<br />

Wahyu adalah seorang pria, dia sudah menikah <strong>dan</strong> bahagia. Dia pengikut Kristus<br />

yang taat. Istrinya adalah satu‐satunya wanita yang dia nikahi. Mereka mempunyai<br />

satu anak laki‐laki, jika Wahyu meninggal maka anaknya akan menjadi pewaris<br />

tunggal kekayaannya, tetapi kemudian hari ada seorang anak laki‐laki mengetuk<br />

pintu rumah Wahyu, seorang yang asing baginya. Ketika Wahyu membuka pintu,<br />

anak itu berkata: “hai Ayah!” dengan wajah bingung wahyu mengun<strong>dan</strong>gnya masuk<br />

untuk mengajaknya berbicara. Anak itu berkata bahwa dia adalah anaknya yang<br />

‘benar’, yang ‘sejati’ karena itulah dia berhak menjadi pewaris dari kekayaannya,<br />

seorang yang asing bagi Wahyu.<br />

Hal yang serupa dilakukan oleh kaum Islamis ketika mereka berkata pada orang<br />

Kristen bahwa kalian tidak tahu Allah seperti apa yang kalian sembah, <strong>dan</strong> dengan<br />

melakukan itu mereka telah menjadi seorang PENIPU.<br />

Jadi apa yang harus Wahyu katakan pada anak yang belum pernah ia lihat<br />

sebelumnya? Dia tahu kebenarannya. Dia tidak mungkin punya anak selain anak dari<br />

isterinya, karena dia tahu bahwa dirinya tidak pernah berselingkuh <strong>dan</strong> ia selalu setia<br />

pada istrinya. Apakah Wahyu harus menyetujui saja permintaan anak ini, <strong>dan</strong><br />

membiarkannya merebut hak waris dari anak kandungnya? Tentu saja tidak. Wahyu<br />

harus mempertahankan hak waris anaknya.<br />

114

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!