19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Semua Tentang “allah”<br />

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

Kami telah menunjukkan kepada saudara bahwa Allah dalam Al‐qur’an tidak<br />

diragukan lagi memiliki hubungan dengan penyembahan pada bintang, matahari, <strong>dan</strong><br />

khususnya <strong>bulan</strong>. Kata, ‘allah’ seperti yang telah kami sebutkan, berasal dari artikula<br />

<strong>dan</strong> kata benda, “al‐ilah” yang berarti “<strong>sang</strong> dewa”. Ilah berasal dari kata Babylonia “IL”<br />

yang merupakan nama dewa tertinggi mereka. Nama “TL” dapat ditemukan dalam<br />

hurup tengah kata “Bab‐IL‐onia”<br />

Di Arab, itu menjadi kata “allah” <strong>dan</strong> diambil untuk menunjukkan kepada “Tuhan”<br />

Akhirnya al‐ilah disingkatkan dalam kata “allah”. Satu suku dari Sabean dapat<br />

menyebut dewa <strong>bulan</strong> mereka “Wadd” dengan nama “allah”. Suku yang lainnya, untuk<br />

mengacu kepada dewa <strong>bulan</strong> mereka “ilumqah” dapat menyebutnya dengan “allah”<br />

Orang Mekah akan memanggil Hubal, ‘aDaH. Sebagai tambahan, dalam kerajaan Saba,<br />

salah satu dari dewa‐dewa <strong>bulan</strong> mereka bahkan dipanggil dengan nama al‐ilah atau<br />

allah.<br />

Orang Kristen di Arab akan mengacu Tuhan Tritunggal sebagai Allah, (tetapi ketika<br />

agama baru Muhammad menjadi dominan, mereka berhenti menggunakan nama itu.<br />

Sebaliknya mereka mulai menggunakan kata “Rahman” (Sang Pemurah).<br />

Kata Babylonian “IL”, sampai juga ke Kanaan. Disana, kata itu berubah menjadi<br />

bahasa Kanaan, <strong>dan</strong> kemudian dalam bahasa Ibrani, “EL” karena itu dalam bahasa<br />

Ibrani, “Elohim” adalah bentuk jamak untuk Tuhan, atau Tuhan‐Tuhan. Samuel<br />

memiliki kata El di akhir namanya, demikian juga dengan Ismael <strong>dan</strong> Israel.<br />

Sehingga orang Islam dengan cepat memberikan argumentasi, “lihat, Tuhan Ibrani<br />

juga memiliki latar belakang dari penyembahan berhala!” Akan tetapi dalam Keluaran<br />

3:13‐14, Musa dipimpin Tuhan untuk menanyakan suatu pertanyaan yang penting,<br />

sehingga tidak ada kebingungan akan identitas Tuhan, bahkan untuk beribu‐ribu tahun<br />

kemudian.<br />

“Lalu Musa berkata kepada Allah, ‘tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel <strong>dan</strong><br />

berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu,<br />

<strong>dan</strong> mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama‐Nya, apakah yang harus<br />

kujawab kepada mereka?’ Firman Allah kepada Musa: ‘AKU ADALAH AKU.’ Lagi<br />

FirmanNya: ‘beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah<br />

mengutus AKU kepadamu’.” (Keluaran 3:13‐14)<br />

Tuhan mengizinkan umat pilihanNya memakai bahasa yang melibatkan kata‐kata<br />

dari unsur yang lainnya, seperti berhala <strong>dan</strong> suku‐suku. Tuhan tahu bahwa semua<br />

bahasa akan mempunyai kata seperti makna EL, yang berasal dari penyembah‐<br />

penyembah berhala, karena, sebenarnya hampir sebagian besar adalah penyembah<br />

berhala (bahkan sampai saat ini). Akan tetapi, Dia tidak akan dibingungkan dengan<br />

dewa‐dewa berhala, sehingga Dia memberikan Musa nama baru untuk diriNya sendiri.<br />

Sampai saat ini namaNya adalah “AKU ADALAH AKU”. Konsep di balik nama itu yang<br />

menentukan apakah itu benar atau salah. Di balik nama Allah, Elohim, YHWH, Tuhan<br />

dari orang Kristen ada konsep yang jelas dari Alkitab tentang siapa itu TUHAN, itu yang<br />

membuatnya benar. Di balik nama itu terdapat pengetahuan yang benar tentang Tuhan.<br />

Di satu sisi Allah, (allah dari Al‐qur’an) ― apa perbedaan Allah dengan, EL, IL, Ilah<br />

atau bahkan Hubal <strong>dan</strong> Wadd? Allah menggunakan nama yang sama yang digunakan<br />

penyembahnya dulu, yang membuat orang bertanya‐tanya akan perbedaannya. Mereka<br />

adalah dewa‐dewa palsu, satu dewa sama buruknya dengan dewa yang lain. Konsep<br />

135

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!