You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
KEJADIAN 1:2, “Bumi belum berbentuk <strong>dan</strong> kosong; gelap gulita menutupi<br />
samudera raya, <strong>dan</strong> Roh Allah melayang‐layang di atas permukaan air.”<br />
Di sini sudut pan<strong>dan</strong>g pun mengalami perubahan. Sekarang, mulai dari titik awal<br />
ini, seluruh kisah selanjutnya dimulai dari permukaan bumi. Melayang‐layang adalah<br />
kata dalam bahasa Ibrani yang digunakan di dalam Ulangan 32:11, bagai seekor burung<br />
rajawali yang mengerami telur‐telurnya di dalam sarangnya (mempersiapkan<br />
kelahiran suatu kehidupan yang baru).<br />
Menurut pendapat para pakar ilmu pengetahuan, pada mulanya bumi kita<br />
terbungkus oleh suatu lapisan tebal gas padat gelap debu <strong>dan</strong> kepingan‐kepingan<br />
bebatuan. Tidak ada cahaya apa pun yang dapat menembusnya. Setelah rentang waktu<br />
tertentu, bumi itu diliputi oleh lapisan air disebabkan oleh banyaknya dampak tenaga<br />
asteroid. Penelitian terhadap batu‐batuan kuno mengungkapkan bahwa sejak zaman<br />
purba seluruh bumi ini diliputi oleh air. Inilah keadaan awal tatkala Roh Allah<br />
melayang‐layang di atas permukaan air itu (bacalah Mazmur I04:5‐9).<br />
KEJADIAN 1:3‐5, 1:3, “Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah<br />
melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan‐Nyalah terang itu dari gelap. Dan<br />
Allah menamai terang itu siang, <strong>dan</strong> gelap itu malam. Jadilah petang <strong>dan</strong> jadilah<br />
pagi, itulah hari pertama.”<br />
Menurut pembuktian ilmiah yang paling mutakhir, kepingan‐kepingan bebatuan<br />
yang membungkus planet bumi (sebagai sisa peninggalan <strong>dan</strong> suatu tabrakan dahsyat<br />
meteor) bersatu padu <strong>dan</strong> membentuk sesuatu yang kita sebut <strong>bulan</strong>. Kejadian ini<br />
membantu untuk menipiskan lapisan gas padat yang gelap yang membungkus bumi.<br />
Cahaya mencapai bumi untuk pertama kalinya. Lapisan atmosfir pun menjadi tembus<br />
cahaya. Antara <strong>sang</strong> <strong>dan</strong> malam pun sudah dapat dibedakan, tetapi matahari, <strong>bulan</strong> <strong>dan</strong><br />
bintang‐bintang masih belum juga kelihatan. Cakrawala masih selalu diliputi lapisan<br />
awan tebal.<br />
KEJADIAN 1:6‐8, “Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk<br />
memisahkan air dari air.” Maka Allah menjadikan cakrawala <strong>dan</strong> Ia memisahkan air<br />
yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.<br />
Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang <strong>dan</strong> jadilah pagi, itulah<br />
hari kedua.”<br />
Lapisan atmosfir terus secara bertahap menjadi cerah. Sedikit demi sedikit, lapisan<br />
troposfir (lapisan yang paling bawah dari atmosfir kita) memisahkan diri dari bagian<br />
lapisan atasnya. Lingkaran perjalanan air, yang mutlak diperlukan untuk kehidupan<br />
lebih lanjut di muka bumi pun sudah mulai giat bekerja.<br />
KEJADIAN 1:9‐10, “Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit<br />
berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah<br />
demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, <strong>dan</strong> kumpulan air itu<br />
dinamai‐Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.”<br />
100