Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
2 KORINTUS 11:24‐27, “Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh<br />
kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga<br />
kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung‐katung di tengah laut.<br />
Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir <strong>dan</strong> bahaya penyamun,<br />
bahaya dari pihak orang‐orang Yahudi <strong>dan</strong> dari pihak orang‐orang bukan Yahudi;<br />
bahaya di kota, bahaya di pa<strong>dan</strong>g gurun, bahaya di tengah laut, <strong>dan</strong> bahaya dari<br />
pihak saudara‐saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah <strong>dan</strong> bekerja berat; kerap<br />
kali aku tidak tidur; aku lapar <strong>dan</strong> dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan <strong>dan</strong><br />
tanpa pakaian.”<br />
Semua rasul Yesus mengalami penderitaan semacam ini. Kehidupan Petrus yang<br />
penuh kesukaran berakhir pada tahun 67 Masehi, ketika dia disalibkan di Kota Roma<br />
dengan kaki di atas <strong>dan</strong> kepala di bawah. Rasul Paulus juga mati di kota itu. Kematian<br />
Stefanus dikisahkan dengan jelas dalam Kisah Para Rasul. Rasul Yakobus juga mati<br />
dibunuh. Masih banyak lagi orang Kristen yang dibunuh dengan proses penganiayaan<br />
yang kejam pula. Akan tetapi meski semua itu terjadi, mereka terus saja memberitakan<br />
kepada setiap orang yang mau mendengar, bahwa Kristus itu hidup <strong>dan</strong> bahwa Ia<br />
adalah Anak Allah. Mengapa mereka memiliki keyakinan yang begitu kuat? Tiada lain,<br />
menurut hemat saya, alasannya karena mereka sendiri telah menyaksikan dengan mata<br />
kepala sendiri kehidupan, kematian, <strong>dan</strong> kebangkitan Yesus.<br />
2. Mereka Cenderung Bersikap Skeptis Sebelumnya<br />
Mereka hidup di dalam zaman ketika sebagian besar anak‐anak mengalami<br />
kematian sebelum merayakan hari ulang tahun yang kelima. Mereka lebih banyak<br />
mengenal kematian dibandingkan kita orang‐orang modern, <strong>dan</strong> mereka tahu bahwa<br />
orang mati tidak pernah bangun dari kuburnya. Silahkan baca laporan tentang tingkah<br />
laku mereka, ketika mereka melihat Yesus dalam keadaan hidup kembali.<br />
LUKAS 24:36‐39, “Dan sementara mereka bercakap‐cakap tentang hal‐hal itu, Yesus<br />
tiba‐tiba berdiri di tengah‐tengah mereka <strong>dan</strong> berkata kepada mereka:<br />
“Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut <strong>dan</strong> takut <strong>dan</strong> menyangka bahwa<br />
mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:<br />
“Mengapa kamu terkejut <strong>dan</strong> apa sebabnya timbul keragu‐raguan di dalam hati<br />
kamu? Lihatlah tangan‐Ku <strong>dan</strong> kaki‐Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku <strong>dan</strong><br />
lihatlah, karena hantu tidak ada daging <strong>dan</strong> tulangnya, seperti yang kamu lihat ada<br />
pada‐Ku.”<br />
Kisah ini dilanjutkan dengan cerita bahwa mereka tidak percaya kalau orang yang<br />
se<strong>dan</strong>g berdiri di depan mereka itu adalah Yesus, sampai mereka duduk di depan meja<br />
<strong>dan</strong> makan bersama‐sama dengan Dia. Baru pada saat itu mereka percaya.<br />
Kemudian tatkala mereka menceritakan kepada Tomas bahwa mereka sudah<br />
bertemu <strong>dan</strong> bercakap‐cakap dengan Yesus. Tomas menjawab, “Sebelum aku melihat<br />
bekas paku pada tanganNya <strong>dan</strong> sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku<br />
itu <strong>dan</strong> mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekalikali aku tidak akan<br />
percaya.” (Yohanes 20:25).<br />
87