You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
mereka. Sura 2:157 misalnya mengatakan, “tidak ada paksaan dalam agama”. Ayat ini<br />
diturunkan kira‐kira satu tahun setelah hijrah (Ali Dashti, 153). Namun hanya dalam<br />
satu tahun, Allah berubah pikiran lagi <strong>dan</strong> menurunkan ayat yang baru, membatalkan<br />
wahyu yang lama. Sura 2:190,244 memerintahkan orang Muslim untuk “berperang atas<br />
nama Allah”. Sura 4:94 berbicara tentang “berperang karena Allah”. Sura 9:5<br />
mengatakan dengan jelas:<br />
“Apabila sudah habis <strong>bulan</strong>‐<strong>bulan</strong> Haram itu, maka perangilah orang‐orang musyri‐<br />
kin itu di mana saja kamu jumpai mereka <strong>dan</strong> tangkaplah mereka…”(Sura 9:5)<br />
Semua Sura yang berbicara tentang toleransi datang lebih dahulu. Sura itu ada pada<br />
saat Muhammad hendak mengambil hati orang Mekah. Semua Sura tentang<br />
pembunuhan, <strong>dan</strong> pemenggalan, datang kemudian, di Madinah (Sura Madinah). Ada<br />
124 ayat tentang perdamaian dibatalkan, <strong>dan</strong> diganti dengan Sura 9:5, yang memberi<br />
perintah untuk membunuh.<br />
Jadi sebelumnya orang‐orang Muslim diperintahkan untuk menghormati hak‐hak<br />
orang yang tidak sependapat dengan mereka. Namun kira‐kira setahun kemudian<br />
mereka diberi perintah untuk membunuh orang‐orang yang tadinya dihargai <strong>dan</strong><br />
dihormati hak‐haknya.<br />
Alqur’an Siapa Yang Benar?<br />
Berdasarkan Sura 25:32, maka Al‐Qur’an diturunkan kepada Muhammad secara<br />
gradual (tahap demi tahap). Tampaknya semua penulis Muslim setuju bahwa<br />
kebanyakan Sura berupa penggabungan teks yang berisi berbagai ayat dari kurun<br />
waktu yang berbeda pada masa Muhammad. Dalam kenyataannya, perbedaan ayat‐<br />
ayat dalam Sura yang sama ka<strong>dan</strong>g‐ka<strong>dan</strong>g tidak menunjukkan hubungan keterkaitan<br />
antara ayat yang satu dengan ayat yang lain. Muhammad sering mengatakan,<br />
“tempatkan ayat ini di bagian tertentu!” (as‐Suyuti, Al Itqan fii Ulum al Our’an, hlm.<br />
141), atau “letakkan ayat ini dalam Sura di mana halhal seperti ini disebutkan”.<br />
Sepanjang karier Muhammad, ia mempunyai seorang teman yang <strong>sang</strong>at dekat<br />
dengan dia, bernama Abdullah bin Masud. Ia <strong>sang</strong>at rajin menghafal ayat‐ayat Quran.<br />
Dalam Hadits Sahih al Bukhari, jilid 5 disebutkan:<br />
“(Bin Amr)… dengarkan perkataan nabi, “Pelajarilah salinan Quran dari empat<br />
(orang): dari Abdulah bin Mas’ud – ia telah memulainya, <strong>dan</strong> dari Salim, budak Abu<br />
Hudhayfa yang telah dibebaskan, Muadh bin Jabal <strong>dan</strong> dari Ubayy bin Ka’b”<br />
Hadits ini dikonfirmasikan oleh Hadits Sahih Muslim, jilid 4, hlm. 1312 Ibn Sad,<br />
dalam Kitab al‐Tabaqat al‐Kabir, jilid 2, hlm. 457, mengatakan bahwa Mas’ud telah<br />
berhasil mengumpulkan semua Sura, menggabungkannya dengan kumpulan besar<br />
sura‐suranya sendiri (sembilan puluh sura) dengan Sura‐sura dari Mujammi ibn<br />
Jariyah. Sahih al‐Bukhari, jilid 6, hlm. 488‐489 memuat daftar teman‐teman<br />
Muhammad lainnya yang juga memiliki koleksi Al‐Qur’an sendiri. Ubayy bin Ka’b<br />
menempati urutan nomor satu dalam daftar itu.<br />
Menurut Al‐Bukhari jilid 6 hlm. 474, lebih banyak wahyu kepada Muhammad<br />
terjadi pada saat‐saat menjelang kematiannya. Jadi sebenarnya Al‐Qur’an belum<br />
lengkap hingga saat itu, tetapi tidak lama setelah kematiannya, teman‐temannya<br />
141