FIGUR BUDDHIS ini terdapat orang-orang yang sanggup menerima jalan Mahayana, maka aku mengarungi lautan ke sini hanya untuk mencari pewaris Dharma. Ada kalanya tidak menemukan orang yang tepat, tetapi kini aku telah mewariskan padamu, maka tugasku telah selesai.” Peti Jenazah Yang Kosong Mengenai usia kehidupan Bodhidharma juga tidak diketahui dengan jelas. Dalam kitab Luoyang Qielan Ji tercatat bahwa beliau pernah mengunjungi Vihara Yongning yang sangat megah, yang mana saat itu Bodhidharma sangat memuji bangunan vihara ini sambil berkata, “Sampai di usia 150 tahun ini, aku telah mengunjungi ke berbagai negeri, tidak pernah aku melihat bangunan vihara yang begitu megah.” Konon beliau tidak sempat kembali ke tanah kelahirannya, dan setelah mangkat, beliau dimakamkan di gunung Xiong’er, Vihara Dinglin. Beberapa lama setelah kemangkatan Bodhidharma, seorang utusan Dinasti Wei, Songyun, sedang melakukan perjalanan kembali dari Asia Tengah. Ketika melewati wilayah dataran tinggi Pamir, beliau bertemu dengan Bodhidharma. Songyun sendiri tidak mengetahui kabar tentang wafatnya Bodhidharma, oleh karena itu tanpa merasa kejanggalan sedikitpun, beliau bertemu sapa dengan Bodhidharma sambil menanyakan tujuannya. Bodhidharma lalu menjawab, “Aku sedang melakukan perjalanan ke barat. Kaisar dari kerajaanmu telah wafat dan digantikan oleh raja baru. Sebaiknya engkau segera kembali.” Songyun segera kembali ke kerajaan Wei, dan benar saja telah terjadi penggantian kaisar baru. Lalu beliau melaporkan kejadian ini kepada Kaisar baru tentang pertemuannya dengan Bodhidharma. Sontak saja orang-orang yang mendengarnya merasa heran, bukankah Bodhidharma telah wafat dan dimakamkan di Gunung Xiong’er? Semua orang tentu merasa Songyun mengada-ada, tetapi melontarkan kata-kata bohong dihadapan seorang kaisar tentu bisa berakibat fatal. Bagaimanapun juga, Songyun tetap bersikukuh dengan apa yang dialaminya. Untuk mengobati rasa penasaran ini, akhirnya disepakati untuk membongkar makam Bodhidharma. Benar saja, di dalam peti jenazah tidak terdapat sosok sang guru, hanya tersisa satu buah sepatu jerami. Satu kejadian yang sangat mencengangkan seantero kerajaan. Tetapi setidaknya telah mencerminkan bahwa Bodhidharma bukanlah seorang guru biasa. Bahkan Kaisar Wudi dari dinasti Liang setelah mendengar kabar ini pun akhirnya semakin menaruh hormat dan membangunkan tugu peringatan bagi Bodhidharma. Sepatu jerami itu lalu dibawa kembali ke Shaolin sebagai objek persembahan, namun sempat dicuri seseorang untuk ditaruh di Vihara Huayan di Gunung Wutai, yang akhirnya juga hilang, tidak diketahui sampai sekarang. Benih Chan Karena lebih menekankan aspek pencerahan langsung melalui kekuatan kesadaran intuitif, konon Bodhidharma tidak banyak membuat karya tulis. Ada beberapa tulisannya yang tidak begitu panjang, tetapi membawakan nafas filosofi non-dualisme yang mencerminkan karakteristik Chan. Melalui Bodhidharma, benih Dharma sejati telah diprediksi akan tumbuh subur bak bunga bermekaran di atas ladang subur, Tiongkok. Di Tiongkok, beliau adalah Patriak Pertama yang metode ajarannya dikenal dengan sebutan Chan (Meditasi). Tetapi istilah Chan/meditasi itu sendiri tidak cukup mewakili intisari ajarannya, karena yang ditekankan adalah pencerahan langsung yang harus disadari secara intuitif melalui berbagai aktivitas, sedangkan meditasi hanya salah satu katalisator pendukung yang diutamakan. Chan tidaklah benar-benar populer hingga Patriak ke-5. Setelah Patriak ke-6, Huineng, Chan baru benar-benar menunjukkan kemekarannya dan tumbuh subur di antara semua tradisi yang ada. Lalu kemudian ia merambah ke Jepang (Zen) dan Korea (Seon). Chan akhirnya lebih populer dengan nama Zen, lalu Zen dari Jepang inilah yang kemudian dipopulerkan lagi ke dunia barat, sehingga tradisi Chan lebih dikenal sebagai Buddhisme Zen. Zen yang merupakan implikasi dari perkembangan Chan semuanya dikembalikan pada sang penabur benih, Bodhidharma. Meskipun sosoknya telah tiada, tetapi semangat Zen tetap hidup dan terus berkembang hingga sepanjang masa, karena pada dasarnya ia merupakan perspektif lain dari Dharma itu sendiri. 106 106 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA
DUNIA BUDDHIS SINAR DHARMA 107 SINAR DHARMA / 107