Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
DUNIA BUDDHIS<br />
Melihat Yasodhara yang kebaikannya yang tidak<br />
terbatas dan banyak kali menolong-Nya, Buddha<br />
mengatakan, “Tidak ada satupun wanita yang dapat<br />
menyamai Yasodhara di seluruh era Buddha ini. Ia<br />
memiliki abhijna yang sebanding dengan Buddha.<br />
Sejak menjadi Arahat, Ia terus hidup sebagai bhiksuni<br />
biasa dan tidak menunjukkan abhijna-Nya sehingga<br />
tidak ada orang yang melihatnya.” Kemudian atas<br />
permintaan Buddha, Yasodhara menunjukkan<br />
abhijna-Nya.<br />
Dulu ketika masih sebagai Bodhisattva dan<br />
menyimpang dari kebenaran, Yasodhara dengan kasih<br />
sayang meluruskannya kembali. “Buddha, ketika<br />
terjebak di dalam ikatan Mara di lautan samsara ini,<br />
Engkau meninggalkanku dan pergi bersama dengan<br />
wanita lain. Sebagai hasilnya,<br />
Engkau dikenai berbagai macam<br />
penyiksaan dan penjara. Aku,<br />
ketika mengetahuinya, tanpa<br />
rasa marah sedikitpun, bagaikan<br />
seorang ibu, yang juga sakit oleh<br />
karena penderitaan putranya,<br />
dengan tangisan yang keras<br />
melawan mereka, memberikan<br />
mereka sutra dan permata<br />
milikku sebagai bayaran<br />
[tebusan] dan menyelamatkan-<br />
Mu, di berbagai kehidupan yang<br />
tak terhitung.”<br />
Yasodhara melanjutkan, “O<br />
Lokavidu [Buddha], di berjutajuta<br />
kehidupan lampau yang<br />
tidak terhitung, ketika Engkau<br />
dan Aku hidup bersama-sama<br />
di lautan samsara, Aku tahu<br />
bahwa Engkau menjual-Ku untuk<br />
mendapatkan makanan agar<br />
dapat bertahan hidup. Di dalam<br />
berjuta kehidupan lampau yang<br />
tak terhitung, Aku memberikan<br />
hidup-Ku pada-Mu. Namun Aku<br />
tidak pernah takut. [Karena] untuk-Mu Aku serahkan<br />
hidup-Ku... Lagipula, Aku telah bertekad bahwa<br />
selama dalam samsara, Aku akan mendevosikan diri-<br />
Ku hanya untuk-Mu..., di dalam kehidupan yang tak<br />
terhitung.” “Dengan tujuan agar aku tidak pernah<br />
menjadi istri dari laki-laki lain, Engkau memberikan-<br />
Ku cermin tilakunu [anicca, dukkha, anatta]... Dengan<br />
tujuan agar Aku tidak mengandung bayi dari laki-laki<br />
lain, Engkau telah memberiku kontraseptif tilakunu<br />
yang terdiri dari unsur cinta dan persahabatan.”<br />
Melihat ketulusan Yasodhara, Buddha kemudain<br />
berkata, “Yasodhara bersama-sama dengan-Ku<br />
memberikan persembahan pada jutaan Buddha...<br />
Yasodhara bersama-sama dengan-Ku di dalam<br />
14<br />
14 / SINAR DHARMA<br />
lautan samsara menyelesaikan semua kondisi untuk<br />
mencapai Pencerahan Agung dan sudah sejak waktu<br />
yang sangat lama mempraktikkan Dasa Parami<br />
(bersama-sama).” Setelah saling memberi hormat<br />
satu sama lain dan berpamitan, Yasodhara akhirnya<br />
Parinirvana. Perjalanan sepanjang samsara usai<br />
sudah, cinta yang dipupuk selama berkalpa-kalpa<br />
terwujud dalam pencapaian Nirvana. Bahkan<br />
Buddha memberikan peneguhan bahwa Yasodhara<br />
kelak akan menjadi Samyaksambuddha bernama<br />
Buddha Rasmisatasahasra-paripûrnadhvaga.<br />
Kesimpulan<br />
Memahami bahwa cinta antara pria dan<br />
wanita (lobha), apabila dibarengi dengan chanda<br />
(keinginan luhur), maka hubungan cinta tersebut<br />
akan menjadi menjadi sesuatu<br />
yang bermanfaat, seperti yang<br />
dialami sendiri oleh Bodhisttva<br />
Sakyamuni dan Yasodhara<br />
selama berbagai kehidupan. Bagi<br />
umat Buddha yang merayakan<br />
hari Valentine, jangan hanya<br />
mengisinya dengan saling<br />
menunjukkan rasa kasih sayang<br />
satu sama lain, namun di hari<br />
kasih sayang ini, kita harus dapat<br />
memperkuat ikrar mencapai ke-<br />
Shunyataan yaitu tekad untuk<br />
membawa hubungan cinta ini<br />
menjadi hal yang bermanfaat<br />
bagi semua makhluk.<br />
Bodhisattva dengan<br />
pasangannya telah memberi<br />
contoh kepada kita semua<br />
bahwa selain menunjukkan<br />
kasih sayang satu sama lain,<br />
mereka berdua bersama-sama<br />
menolong para makhluk dari<br />
derita. Sebab itu, bagi yang<br />
telah mempunyai pasangan,<br />
jangan ragu lagi, bersamasama<br />
dengan tambatan hati yang juga merupakan<br />
sahabat spiritual kita, tapakkan langkah bersama<br />
menuju Samyaksambodhi! Pencerahan bukanlah<br />
sesuatu yang mustahil apabila sepasang hati yang<br />
saling mencintai menumbuhkan Bodhicitta, tidak<br />
melekat, saling setia dan bersama-sama berjuang<br />
mengatasi penderitaan samsara.<br />
Mari kita maknai Waisak kali ini dengan<br />
merenungkan perjuangan Bodhisattva Siddharta dan<br />
Yasodhara yang bersama-sama mengarungi kalpa<br />
tak terhingga dan kemudian akhirnya mencapai<br />
Nirvana dan menjadi Buddha, cita-cita tertinggi<br />
yang merupakan makna penting dari Hari Raya<br />
Waisak.<br />
SINAR DHARMA