Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ARSITEKTUR BUDDHIS<br />
lebih penting memiliki landasan fondasi yang lebih<br />
tinggi dibanding bangunan-bangunan lainnya.<br />
Demikian pula kondisi landasan fondasi bangunanbangunan<br />
di vihara.<br />
Balairung Maha Buddha dibangun di atas<br />
landasan yang relatif tinggi yang disebut sebagai Basis<br />
Sumeru. Gunung Sumeru adalah gunung tertinggi di<br />
pusat dunia dengan Alam Dewa/Surga Trayastrimsa<br />
berada di puncaknya dan istana Empat Maha Raja<br />
di pinggang gunung. Menempatkan Balairung Maha<br />
Buddha di posisi yang lebih tinggi dari bangunanbangunan<br />
di sekelilingnya, ini merupakan bentuk<br />
penghormatan pada Buddha, pun merefleksikan<br />
kemegahan Balairung Maha Buddha.<br />
Tiang kolom dalam setiap bangunan di<br />
vihara berjumlah bilangan ganjil, merupakan angka<br />
keberuntungan Yang (positif) dalam filosofi orang<br />
Tionghoa kuno. Semakin banyak jumlah tiang kolom<br />
menunjukkan semakin tinggi penghormatan yang<br />
diberikan pada bangunan itu. Ruang Maha Buddha<br />
menggunakan 9 dan 5 tiang kolom seperti istana<br />
kaisar yang merefleksikan “kemuliaan kaisar”,<br />
sedang bangunan lain memakai 3 tiang kolom.<br />
Atap bangunan vihara memakai struktur dari<br />
bahan kayu yang dibentuk melengkung dengan<br />
pinggiran atap melebar keluar dan mengarah ke atas.<br />
Di atas atap berderet 10 hewan keberuntungan. Nilai<br />
tingkat bangunan ditentukan oleh jumlah hewan<br />
yang terhias di atas atap, dari 1, 3, 5, 7, 9 hingga<br />
10. Di Istana Gu Gong Beijing, Balairung Tai He (Tai<br />
He Dian) adalah bangunan ‘berbintang’ tertinggi<br />
(terbesar, tertinggi, terlebar, terdalam). Hanya<br />
Balairung Tai He yang satu-satunya berhiaskan 10<br />
hewan, karena merupakan tempat berlangsungnya<br />
SINAR DHARMA<br />
upacara penobatan kaisar, pengangkatan maha ratu<br />
dan peristiwa-peristiwa penting lainnya. Qian Qing<br />
Gong – istana tempat tinggal kaisar dan tempat<br />
kaisar menangani tugas sehari-hari, berhiaskan 9<br />
hewan. Istana maha ratu 7 hewan, istana para selir<br />
5 hewan, sedang bangunan-bangunan pendamping<br />
lainnya 3 atau bahkan hanya 1 hewan .<br />
Dipimpin seorang manusia dewa yang<br />
mengendarai burung phoenix, urutan 10 hewan<br />
itu adalah sebagai berikut: naga, burung phoenix,<br />
singa, kuda langit, kuda laut, suan ni, ya yu, xie zhi,<br />
kerbau petarung dan hang shi. Antara kuda langit<br />
dan kuda laut bisa ditukar urutannya, demikian<br />
juga dengan urutan suan ni dan ya yu. Tetapi kalau<br />
jumlah hewan yang digunakan kurang dari 9, maka<br />
urutannya harus seperti sedia kala.<br />
Alasan penempatan figur manusia dewa, ini<br />
ada beberapa versi, salah satunya adalah seperti<br />
berikut ini. Konon pada masa Peperangan Negara-<br />
Negara, ketika melarikan diri dari kejaran musuh,<br />
Raja Qi Min dari Kerajaan Qi tiba di tepi sungai. Tak<br />
tahu harus bagaimana, tiba-tiba ia melihat seekor<br />
burung raksasa. Raja Qi Min segera menaiki burung<br />
itu yang lalu membawanya menyeberangi sungai<br />
menyelamatkan diri dari kejaran musuh. Sebab itu<br />
figur manusia dewa mengendarai burung phoenix<br />
sebagai pemimpin para hewan keberuntungan<br />
melambangkan terbang tinggi melayang di angkasa<br />
dan harapan akan adanya keberuntungan. Dalam<br />
segi arsitektur, figur ini sebenarnya berfungsi untuk<br />
menutupi paku penahan genteng di bawahnya.<br />
Naga dan phoenix melambangkan kemuliaan.<br />
Naga berbentuk seperti rusa, bersisik ibarat ikan<br />
67