Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SUDUT PERISTIWA<br />
Memasuki tahun kelima diselenggarakannya<br />
acara Wishing Candle, BLIA YAD Indonesia menjalin<br />
jodoh karma bajik menyebarkan Dharma bagi<br />
1500 peserta pada tanggal 14 Maret 2010 di The<br />
Aryaduta Hotel Medan. Melalui bakti puja bagi<br />
Bodhisatva Avalokiteshvara, para muda-mudi<br />
diajak membuka hati dan pikiran mengembangkan<br />
kebijaksanaan. Pun dengan setulus hati menulis<br />
Heart Sutra, berlatih diri dalam kesabaran.<br />
Diselingi dengan acara Pantomim “Semangat<br />
Baru” yang menarik dan pemberkahan oleh Ven.<br />
Chueh Teng sebagai penutup acara, para peserta<br />
pulang dengan membawa semangat baru bersiap<br />
menghadapi ujian yang sudah di depan mata.<br />
Acara Wishing Candle kali ini menghadirkan<br />
seorang tamu istimewa, yaitu Pandita Handaka<br />
Vijjananda. Beliau adalah pendiri Ehipassiko<br />
Foundation yang datang dengan satu harapan<br />
bagi para peserta Wishing Candle: “Semoga Aku<br />
Menjadi Pelita Bagi Yang Dalam Gulita”.<br />
Manusia hidup dengan saling mengisi, saling<br />
berinteraksi, saling melengkapi, saling memenuhi,<br />
dan yang terpenting, saling memberi satu sama<br />
lain, karena manusia adalah makhluk sosial.<br />
Di sekolah jika tidak ada murid lain, kita tidak<br />
mungkin tahu prestasi kita yang sesungguhnya.<br />
Karena hati dan pikiran manusia selalu diliputi<br />
oleh lobha, moha, dan dosa, maka kehendak<br />
nafsu keinginan setiap manusia menjadi berbeda.<br />
Dengan adanya berbagai bentuk karma yang<br />
dilakukan maka timbullah berbagai bentuk<br />
jodoh, baik dan tidak baik, yang sebagian akan<br />
menimbulkan dukkha bagi makhluk lain. Dukkha<br />
adalah keadaan yang segala sesuatunya tidak<br />
sesuai dengan yang kita inginkan, yang kita<br />
landaskan pada ego atau keakuan kita sendiri.<br />
Oleh karena itu, dunia kita haruslah dibangun<br />
dengan dasar cinta kasih universal kepada semua<br />
makhluk tanpa membeda-bedakan.<br />
Cinta kasih (love you) adalah berbeda dengan<br />
cinta (I love you). “Love you” tanpa “I” adalah<br />
cinta yang tanpa menyangkut ego atau keakuan.<br />
Inilah salah satu sifat luhur Brahma Vihara<br />
yang harus kita kembangkan. Seperti sabda<br />
Buddha, “Kasihilah orang lain bagaikan seorang<br />
Ibu yang mengasihi putra tunggalnya.” Dengan<br />
mengembangkan sifat luhur dalam diri kita,<br />
jadikanlah diri kita sebagai pelita bagi mereka<br />
yang dalam gulita.<br />
“Semoga aku menjadi obat bagi yang sakit,<br />
Semoga aku menjadi makanan bagi yang<br />
kelaparan,<br />
Semoga aku menjadi pelindung bagi yang<br />
takut,<br />
Semoga aku menjadi suaka bagi yang dalam<br />
bahaya,<br />
Semoga aku menjadi embun bagi yang murka,<br />
Semoga aku menjadi pemandu bagi yang<br />
tersesat,<br />
Semoga aku menjadi bahtera bagi yang<br />
menyeberang,<br />
Semoga aku menjadi pelita bagi yang dalam<br />
gulita,<br />
Semoga sepanjang masa, saat ini dan<br />
selamanya,<br />
Aku melayani untuk menjadi sempurna,<br />
Aku menjadi sempurna untuk melayani.”<br />
22<br />
SINAR DHARMA