Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INSPIRASI<br />
Phalaka dan menanyakan di mana ia<br />
bertemu dengan Manohara. Setelah<br />
mengetahuinya, ketika petang tiba<br />
ia keluar dari jalan yang tidak ada<br />
penjaganya.<br />
Quest for Manohara<br />
Sudhana<br />
berhasil<br />
meninggalkan istana Hastinapura<br />
secara diam-diam ditemani oleh<br />
pengiringnya yang setia, Vasantaka,<br />
pergi ke Himalaya mencari<br />
Manohara. Dengan pikiran yang<br />
sangat merindukan Manohara, di<br />
sepanjang perjalanan ia bahkan<br />
menanyakan keberadaan sang<br />
Kinnari itu pada lebah-lebah, ular<br />
dan pohon-pohon yang tentu saja<br />
tidak dapat menjawabnya. Sudhana<br />
mengabaikan kehidupan yang<br />
gemerlap dan tidak memikirkan<br />
gadis-gadis istana yang sangat<br />
banyak.<br />
Setelah sampai di lereng<br />
Himalaya, ia melihat sungai Sutlej<br />
82<br />
82 / SINAR DHARMA<br />
yang jernih bagai kristal, lalu<br />
bertemu dengan Uppalaka dan<br />
Malaka. Sudhana bertanya,<br />
“Tuan-tuan pemburu, apakah<br />
kalian melihat seorang wanita<br />
dengan kulit agak gelap, memakai<br />
perhiasan, pakaian mahal dan<br />
membawa rangkaian bunga yang<br />
harum?”<br />
Mereka menjawab,<br />
“Perempuan yang kamu cari sudah<br />
lama perginya. Ia menyeberangi<br />
sungai dan telah sampai di<br />
Himalaya. Ia menitipkan pesan<br />
pada kami, , ‘Jika ada seorang<br />
pria bernama Sudhana mencariku,<br />
o para pemburu, berikanlah<br />
cincin milikku ini sebagai tanda<br />
dan rangkaian bunga talisa yang<br />
harum ini. Ia adalah suami, tuan<br />
dan pemilikku. O para pemburu,<br />
sambutlah tuanku atas namaku.<br />
Mohonlah agar ia kembali ke<br />
Hastinapura, karena sudah<br />
merupakan takdirku untuk hidup<br />
di dunia yang terpisah darinya.”<br />
Dengan sangat gembira,<br />
Sudhana menerima rangkaian<br />
bunga tersebut dan memegang<br />
cincin sambil berkata, “Aku<br />
(hanya memiliki dua pilihan),<br />
mati atau bertemu kembali<br />
dengan Manohara.”<br />
Kedua pemburu berusaha<br />
menghalanginya dengan berkata<br />
bahwa masih banyak wanita di<br />
Hastinapura. Namun ini sama<br />
sekali bukan keinginan Sudhana.<br />
Ia telah bertekad menemukan<br />
Manohara lalu pergi menyeberangi<br />
sungai Sutlej. Para pemburu<br />
menemaninya karena takut kalau<br />
raja bakal marah kepada mereka<br />
karena meninggalkan Sudhana<br />
sendirian dalam perjalanan yang<br />
berbahaya. Mereka kemudian<br />
bersama-sama menyeberang dan<br />
pada saat itu terdengar auman<br />
singa dan gajah, rusa-rusa dan<br />
burung-burung mengikutinya.<br />
Setelah sampai di<br />
seberang, mereka mendengar<br />
nyanyian para angsa, desisan<br />
ular dan nyanyian merdu para<br />
Kinnara. Mereka mendaki<br />
pegunungan Himalaya. Karena<br />
Manohara waktu kembali ke<br />
Nirati merangkai bunga-bunga<br />
yang dipetiknya di sepanjang<br />
perjalanan, maka ada jejak<br />
yang membekas. Di sepanjang<br />
perjalanan terlihat untaian bunga<br />
dan hiasan telinga yang dirangkai<br />
oleh Manohara, sehingga mereka<br />
dapat menemukan arah ke mana<br />
Manohara pergi. Mereka mengikuti<br />
berbagai macam ornamen yang<br />
terjatuh di tanah.<br />
Semakin dalam masuk ke<br />
Himalaya, semakin banyak batubatu<br />
berharga yang mereka jumpai.<br />
Mereka melihat gunung-gunung<br />
emas dan perak, melihat sepasang<br />
Kinnari yang terbang menghilang,<br />
mendengar suara nyanyian Kinnari,<br />
auman singa, macan dan beruang.<br />
Mereka juga mendengar jeritan<br />
dan suara-suara Yaksha (goblin),<br />
Rakshasa (ogre), Pisaca (imp),<br />
dan Kumbhanda (dwarf). Mereka<br />
melihat ratusan jenis tanaman<br />
obat dan para penyihir (wizard<br />
– vidyadhara).<br />
Bertemu Resi Kasyapa<br />
Di perjalanan mereka<br />
menemukan pertapaan resi<br />
Kasyapa tempat sang resi dan<br />
para pengikutnya tinggal. Setelah<br />
memberi hormat, Sudhana dan<br />
pengiring berdiri di hadapan<br />
mereka. Sang resi berpikir,<br />
“Pangeran ini pastilah baik dan<br />
bajik karena bisa datang ke<br />
pertapaan ini. Ini adalah tempat<br />
yang tidak mudah dicapai.” Resi<br />
kemudian mempersilakan mereka<br />
masuk, duduk dan menawari buahbuahan.<br />
Resi bertanya alasan<br />
mereka datang ke Himalaya.<br />
Sudhana bertanya, “Tuan, apakah<br />
anda melihat seorang wanita cantik<br />
lewat?” “Ya, aku melihatnya.”<br />
Resi menjelaskan bahwa wanita<br />
tersebut memang pernah singgah<br />
di pertapaan itu, lalu Resi meminta<br />
agar Sudhana kembali pulang<br />
karena merupakan perjalanan yang<br />
berbahaya bagi seorang pangeran<br />
untuk pergi sampai sejauh itu.<br />
Namun Sudhana menjawab,<br />
“Tuan, aku tidak dapat kembali<br />
lagi. Melalui jalan yang sama yang<br />
Manohara lalui, aku akan pergi ke<br />
sana juga.” Resi menjawab, “Jalan<br />
SINAR DHARMA