BUKU I RKP 2013 - Bappeda
BUKU I RKP 2013 - Bappeda
BUKU I RKP 2013 - Bappeda
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
1. Melanjutkan formula DAU berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun<br />
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan<br />
Pemerintahan Daerah, dengan tetap memperhatikan asas pemerataan<br />
dan keadilan dalam pembangunan yang berkualitas;<br />
2. Meningkatkan akurasi data dasar perhitungan DAU yang bersumber dari<br />
lembaga/instansi yang berwenang. Salah satunya melalui koordinasi<br />
antar instansi terkait;<br />
3. Mendorong pemerintahan daerah untuk meningkatkan akuntabilitas<br />
dalam melaksanakan kegiatan yang sumber pendanaannya berasal dari<br />
DAU;<br />
4. Menggunakan prinsip non hold harmless;<br />
5. Meningkatkan keterkaitan dengan Dana Perimbangan lainnya (DBH dan<br />
DAK) sehingga benar-benar efektif mengurangi ketimpangan horizontal<br />
dan vertikal. Ini sesuai dengan amanat UU No.33 tahun 2004 bahwa<br />
ketiga komponen Dana Perimbangan merupakan sistem transfer dana<br />
dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.<br />
Arah Kebijakan Pengalokasian Dana Bagi Hasil. Sesuai dengan UU No.33<br />
tahun 2004, Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari<br />
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka<br />
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan<br />
desentralisasi. Dana ini bersumber dari pajak (penghasilan pasal 21 dan<br />
pajak penghasilan pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam<br />
negeri dan pajak bumi dan bangunan, serta cukai hasil tembakau) dan<br />
sumber daya alam (kehutanan, pertambangan umum, perikanan,<br />
pertambangan minyak bumi, gas dan panas bumi). DBH dialokasikan untuk<br />
mengatasi masalah ketimpangan vertikal dalam kapasitas fiskal (vertical<br />
fiscal imbalance) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan<br />
ketimpangan antar sektor. Setiap daerah perlu mengoptimalkan<br />
pemanfaatan sumber-sumber penerimaan DBH dan meningkatkan<br />
efektivitas penggunaan dana tersebut.<br />
Arah kebijakan DBH pada tahun <strong>2013</strong> adalah:<br />
1. Menyempurnakan proses penghitungan dan penetapan alokasi DBH<br />
secara lebih transparan dan akuntabel. Langkah ini sejalan dengan<br />
RPJMN 2010-2014 yang menekankan pada pelaksanaan tata kelola<br />
keuangan yang tepat waktu, tepat sasaran, efisien, dan akuntabel;<br />
2. Menyempurnakan sistem penganggaran dan pelaksanaan atas PNBP<br />
yang dibagihasilkan ke daerah;<br />
3. Meningkatkan akurasi data melalui koordinasi dengan institusi<br />
pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Penerimaan<br />
Negara Pajak;<br />
4. Menjaga kesinambungan sistem penyaluran tepat waktu dan tepat<br />
jumlah melalui mekanisme rekonsiliasi data antara Pemerintah Pusat<br />
dengan daerah penghasil.<br />
136 Rencana Kerja Pemerintah Tahun <strong>2013</strong>| Buku I – Bab VI Pembiayaan Pembangunan