29.01.2015 Views

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dibandingkan dengan negara ASEAN, misalnya elastisitas energi Thailand<br />

1,16 dan intensitas energi Malaysia 439 TOE/juta US$.<br />

Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) belum secara optimal dapat<br />

dimanfaatkan. Bauran energi yang bersumber dari energi baru dan<br />

terbarukan pada tahun 2011 mencapai sekitar 5,7 persen. Panas bumi dan<br />

tenaga air relatif lebih besar peranannya dibandingkan bioenergi, tenaga<br />

surya, tenaga angin, dan mikro hidro. Biaya investasi awal yang tinggi<br />

menjadi kendala utama dalam pengembangan EBT. Teknologi yang<br />

digunakan masih relatif mahal dan belum berkembang secara komersial di<br />

Indonesia. Di samping itu, hambatan lainnya adalah pasar EBT masih<br />

terbatas dan harganya belum dapat bersaing dengan harga energi fosil yang<br />

masih mendapatkan subsidi.<br />

9. Lingkungan<br />

Hidup dan<br />

Pengelolaan<br />

Bencana<br />

Beberapa permasalahan dan tantangan pokok yang dihadapi dalam upaya<br />

penanggulangan perubahan iklim, antara lain adalah: (i) kurang lengkapnya<br />

ketersediaan data dan informasi sebagai basis penghitungan status tingkat<br />

emisi GRK; (ii) rendahnya kesiapan institusi dan rendahnya kapasitas<br />

sumber daya manusia di daerah dalam menyusun dan melaksanakan<br />

rencana aksi penurunan emisi Gas Rumah Kaca; (iii) kurangnya kebijakan<br />

dan peraturan yang berpihak pada pelaksana kegiatan di bidang perubahan<br />

iklim; (iv) terbatasnya sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan<br />

penanganan dampak perubahan iklim; (v) belum terciptanya sistem dan<br />

mekanisme insentif/disinsentif, serta (vi) tingginya luasan lahan kritis di<br />

DAS prioritas. Dari aspek pengendalian pencemaran dan kerusakan<br />

lingkungan,masalahdantantanganpokok yang dihadapi adalah: (i)<br />

kecenderungan meningkatnya pencemaran lingkungan; (ii) meningkatnya<br />

luas wilayah yang tercemar dan rusak berat; (iii) masih<br />

rendahnyakapasitassumber daya manusia dan institusi pengelola serta<br />

masih rendahnya kesadaran masyarakat; (iv) belum selesainya tata batas<br />

seluruh kawasan hutan; (v) tidak adanya KPH yang operasional terutama<br />

pada kawasan hutan yang open access; (vi) rendahnya jumlah dan kapasitas<br />

penyuluh kehutanan; (vii) belum terpadunya kebijakan pengelolaan<br />

keanekaragamanhayati, dan potensi timbulnya konflik antar daerah dalam<br />

pemanfaatan dan pengelolaannya, bertambahnya lahan kritis dan kerusakan<br />

hutan; (viii) perlunya peningkatan koordinasi dalam pengelolaan hutan dan<br />

kawasan konservasi; (ix) pengawasan pemanfaatan ruang; serta (x)<br />

pengelolaan terumbu karang, lamun dan mangrove yang perlu terus<br />

ditingkatkan.<br />

Masalah dan tantangan pokok dalam sistem peringatan dini adalah tetap<br />

terkelolanya Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS), Sistem Peringatan Dini<br />

Iklim (CEWS), serta Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) sehingga data<br />

dan informasi yang diperoleh dapat segera disampaikan kepada masyarakat<br />

secepatnya. Selanjutnya, dari sisi penanggulangan bencana, permasalahan<br />

dan tantangan pada tahun <strong>2013</strong>, berdasarkan hasil pencapaian<br />

pembangunan sebelumnya, adalah sebagai berikut: (i) kapasitas<br />

kelembagaan bencana daerah sampai tingkat kabupaten/kota, masih perlu<br />

ditingkatkan, terutama ketergantungan pendanaan dari pemerintah pusat;<br />

Rencana Kerja Pemerintah Tahun <strong>2013</strong>| Buku I – Bab II Kondisi Umum 63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!