29.01.2015 Views

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(CEWS), serta Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS)meliputi antara lain,<br />

(i) jaringan Seismik Broadband; (ii) sistem desiminasi sirine TEWS di 3<br />

lokasi; (iii) meta data Ina TEWS di BMKG Pusat; (iv) client citra<br />

Multifunctional Transport Satellite (MTSAT); (v) sistem sarana analisa<br />

parameter cuaca; (vi) sistem pengamatan radar dan cuaca bergerak; (vii)<br />

sistem Ground Receiver Satellite NOAA di 3 lokasi; (viii) integrasi radar<br />

cuaca lanjutan 5 set; (ix) Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus di 2 lokasi;<br />

(x) Stasiun Cuaca Otomatis atau AutomaticWeather Station(AWS) 4 unit;<br />

(xi) Alat Pengukur Hujan Otomatis atau Automatic RainGauge(ARG) 7 unit;<br />

serta (xii) penguatan pusat regional.<br />

Dalam rangka pengendalian kebakaran hutan, penurunan jumlah hotspot di<br />

Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi terus digiatkan.<br />

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 jumlah hotspot berkurang<br />

menjadi 28.474 titik atau menurun sebesar 51,65 persen dari rerata<br />

hotspot tahun 2005-2009 (58.890 titik). Pada tahun 2012, jumlah hotspot<br />

ditekan sebesar 48,80 persen. Seiring dengan penurunan jumlah hotspot,<br />

luas kawasan hutan yang terbakar berhasil ditekan pada tahun 2011<br />

adalah sebesar 42,22 persen (7.090,38 ha) dari rerata luas kebakaran<br />

hutan tahun 2005-2009 (12.272,67 ha).<br />

Upaya penanggulanganbencana, pada tahun 2011 dilakukan melalui<br />

peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan pelaksanaan<br />

tanggap darurat bencana, dengan pencapaian antara lain: (i) pemenuhan<br />

dan pendistribusian logistik dan peralatan penanggulangan bencana di 33<br />

Provinsi dan 265 Kabupaten/Kota; (ii) peningkatan kapasitas dan<br />

penguatan kelembagaan penanggulangan bencana di 28 provinsi,<br />

penyusunan rencana kontingensi di 8 provinsi, penyusunan peta risiko<br />

bencana dan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana di 33 provinsi,<br />

dan (iii) peningkatan kapasitas Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan<br />

Bencana (SRC-PB) melalui pemantapan teknis, gladi penanggulangan<br />

bencana dan gelar kesiapsiagaan SRC-PB. Sementara untuk penanganan<br />

wilayah pasca bencana, pada tahun 2011 telah dilaksanakan penanganan<br />

darurat bencana banjir di 10 provinsi, darurat bencana gunung api di 8<br />

provinsi, kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, serta<br />

penanganan darurat banjir lahar dingin erupsi Gunung Merapi di Provinsi<br />

DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sementara perkiraan pencapaian tahun<br />

2012 antara lain adalah: (i) peningkatan kapasitas penanggulangan<br />

bencana, melalui pemenuhan dan pendistribusian logistik dan peralatan<br />

penanggulangan bencana di 33 Provinsi; (ii) dukungan dan fasilitasi<br />

penyusunan rencana kontinjensi dan penyusunan rencana aksi daerah<br />

pengurangan risiko bencana di 33 provinsi; dan (iii) pelaksanaan tanggap<br />

darurat yang efektif dan efisien di wilayah rawan dan pasca bencana.<br />

10. Daerah<br />

Tertinggal,<br />

Terluar, dan<br />

Pasca Konflik<br />

Pembangunan daerah tertinggal telah menunjukkan hasil yang lebih baik<br />

khususnya dibidang perekonomian dan pembangunan manusia, yang<br />

secara rinci disajikan dalam Tabel 2.1.<br />

Salah satu upaya mempercepat pembangunan perekonomian wilayah di<br />

daerah tertinggal, adalah melalui perumusan kebijakan pengembangan<br />

Rencana Kerja Pemerintah Tahun <strong>2013</strong>| Buku I – Bab II Kondisi Umum 41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!