29.01.2015 Views

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

BUKU I RKP 2013 - Bappeda

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pembiayaan impor dan pelunasan utang oleh perusahaan-perusahaan di<br />

dalam negeri. Pada akhir tahun rupiah melemah menjadi Rp 9.068,- per<br />

dolar AS.<br />

Arah kebijakan suku bunga (BI rate) disesuaikan dengan perkembangan<br />

harga-harga di dalam negeri. Inflasi pada bulan Januari 2011 yang mencapai<br />

7,0 persen (y-o-y) diantisipasi dengan kenaikan BI rate dari 6,50 persen<br />

menjadi 6,75 persen pada bulan Februari 2011. Dengan kecenderungan<br />

penurunan harga bahan pangan dan komoditas inti, serta inflasi yang<br />

mencapai 4,4 persen (y-o-y) pada bulan Oktober 2011, BI rate diturunkan<br />

bertahap menjadi 6,5 persen pada bulan Oktober 2011, dan 5,75 persen<br />

pada bulan Februari 2012 yang bertahan sampai dengan April 2012.<br />

Kebijakan penurunan BI rate mendorong penurunan suku bunga kredit dan<br />

peningkatan fungsi intermediasi perbankan yang tercermin pada<br />

peningkatan penyaluran kredit menjadi Rp2.200,1 triliun pada tahun 2011<br />

atau tumbuh sebesar 24,6 persen (y-o-y).<br />

Pada keseluruhan tahun 2011, laju inflasi dapat terjaga rendah yaitu sebesar<br />

3,8 persen (y-o-y). Rendahnya inflasi pada tahun 2011 didukung oleh<br />

terjaganya inflasi inti sebesar 4,3 persen, inflasi harga barang dan jasa yang<br />

bergejolak (volatile) sebesar 3,4 persen, dan inflasi barang dan jasa yang<br />

harganya ditentukan oleh Pemerintah (administered prices) sebesar 2,8<br />

persen. Inflasi inti yang stabil selain didukung oleh kebijakan moneter juga<br />

dipengaruhi oleh stabilitas nilai tukar, rendahnya daya dorong inflasi dari<br />

barang impor, serta terjaganya ekspektasi inflasi. Pada awal tahun 2012,<br />

inflasi masih terjaga rendah. Pada bulan April 2012, inflasi mencapai 0,21<br />

persen (m-t-m), 1,09 (y-t-d) dan 4,50 persen (y-o-y). Kinerja sektor<br />

perbankan Indonesia masih terjaga dalam tekanan krisis keuangan Eropa.<br />

Indikator rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR) pada akhir<br />

tahun 2011 dan Februari 2012 masing-masing berada pada tingkat 16,1<br />

persen dan 18,4 persen, di atas batas minimal 8,0 persen yang disyaratkan.<br />

Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan – NPL), hanya sebesar 2,2<br />

persen pada akhir 2011 dan 2,3 persen pada Februari 2012, yang<br />

merupakan tingkat NPL terendah sejak enam tahun terakhir. Total aset<br />

bank-bank umum pada tahun 2011 tumbuh sebesar 21,4 persen atau<br />

tertinggi selama lima tahun terakhir.<br />

Kondisi pasar modal Indonesia juga sempat mengalami tekanan akibat<br />

kekhawatiran investor global akan krisis utang Eropa. Pada semester<br />

pertama tahun 2011 kinerja IHSG cenderung meningkat mencapai 4.130,8<br />

pada bulan Juli 2011, dan menurun mencapai 3.549,0 pada bulan September<br />

2011. Penurunan IHSG pada bulan September 2011 dipicu oleh kepanikan<br />

sementara investor dan pergerakan indeks regional terkait kekhawatiran<br />

terhadap krisis utang Eropa. IHSG kembali meningkat menjadi 4.180,7 pada<br />

bulan April 2012, ditunjang oleh kondisi fundamental ekonomi yang baik<br />

seperti prospek pertumbuhan ekonomi yang positif dan meningkatnya<br />

peringkat investasi menjadi peringkat layak investasi (investment grade).<br />

4. Neraca<br />

Pembayaran.<br />

Pada tahun 2011, total penerimaan ekspor mencapai USD 200,6 miliar, naik<br />

26,9 persen dibandingkan tahun 2010. Kenaikan tersebut didorong oleh<br />

72 Rencana Kerja Pemerintah Tahun <strong>2013</strong>| Buku I – Bab III Kerangka Ekonomi Makro

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!