You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
BISNIS<br />
Bukan cuma foto gaya<br />
rambut, poster film<br />
romantis Casablanca juga<br />
menghiasi barbershop.<br />
BUDI ALIMUDDIN/DETIKCOM<br />
anak-anak yatim yang ingin maju dan memiliki<br />
keterampilan,” ujarnya.<br />
Rata-rata omzet Raja Cukur Rp 15-30 juta<br />
per bulan. Hadi tidak meminta bagian dari<br />
pendapatan mitra. “Kami hanya mengambil<br />
dana mitra di start awal,” ucapnya.<br />
Sistem ini berbeda dengan Unick Barbershop<br />
dari Yogyakarta. Husein Mansofie,<br />
pendiri Unick, meminta mitra menyetor Rp<br />
40-55 juta untuk bantuan manajemen dan<br />
peralatan. Bantuan manajemen ini diberikan<br />
sepanjang kontrak, yang umumnya lima tahun.<br />
Rata-rata omzet yang dijanjikan Husein<br />
mencapai Rp 4-5 juta per bulan pada tahun<br />
pertama, kemudian akan meningkat menjadi<br />
8-12 juta pada tahun berikutnya, jika membuka<br />
di Yogyakarta.<br />
Sedangkan mitra Ekarya, yang membayar<br />
Rp 50 juta, mesti menyetor 10 persen dari<br />
omzet kepada induknya.<br />
Yang biaya waralabanya relatif mahal adalah<br />
Lanang. Mitra diminta menyetor Rp 70 juta.<br />
Meski begitu, karena cukup terkenal, pangkas<br />
rambut ini cukup laris juga. “Kami mendapat<br />
penghargaan sebagai merek dagang dengan-pertumbuhan<br />
tercepat di tahun 2014 dari<br />
Asosiasi Waralaba Indonesia,” ucap Jakub.<br />
Dana itu sebagai pengganti ongkos renovasi<br />
dan persiapan usaha, seperti sewa tempat<br />
untuk tahun pertama serta pembelian alatalat<br />
barbershop. “Kami menyediakan sistem<br />
manajemen usahanya, para pengarah gaya,<br />
serta kapsternya,” ucapnya.<br />
Untuk membuka bisnis pangkas rambut,<br />
menurut Angga, yang terpenting adalah lo-<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015